09 January 2007

Backbone Internasional Terganggu, Konten Lokal Ditunggu

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 7 Januari 2007)

Pada hari Rabu, 27 Desember 2006 yang lalu semua akses internet dari Indonesia ke luar negeri tiba-tiba terganggu, bahkan terhenti. Situs-situs terkenal seperti Yahoo.com, Google.com, Msn.com, dan lainnya gagal diakses. Beberapa pengguna internet yang bergantung pada beberapa webmail luar negeri dalam mengelola e-mailnya sempat kebingungan. Berkat adanya beberapa jalur POP3 dan SMTP yang masih bisa diakses dari beberapa provider e-mail, aktivitas menerima dan berkirim surat elektronik dapat sedikit terbantu namun bergerak lamban.


Gangguan ini juga dialami oleh pengguna internet di Asia yang ingin mengakses situs-situs yang servernya terletak di luar negaranya. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa kabel serat optik di bawah laut Taiwan akibat gempa 7.1 SR yang melanda Taiwan pada hari Selasa malam. Padahal kabel serat optik tersebut merupakan backbone jalur utama komunikasi internasional yang menghubungkan beberapa negara Asia ke luar negeri.
Pada kondisi itu, pengguna internet di negara-negara Asia terutama Indonesia praktis sempat terisolir dari website luar negeri. Mereka hanya dapat mengakses situs-situs yang lokasi servernya di dalam negeri karena jalur komunikasi di dalam negeri masih bekerja normal. Padahal tidak banyak situs lokal yang terbangun atau bahkan dapat diandalkan oleh pengguna internet di Indonesia.
Meskipun berbagai pihak akhirnya berhasil dilakukan re-route trafik ke jalur lain dengan kapasitas terbatas, sudah saatnya pengguna dan pengembang internet di Indonesia menyadari. Ketergantungan pada akses konten di luar negeri bukan hanya memperbesar biaya belanja bandwidth ke luar negeri tetapi juga mampu menghentikan aktivitas rutin ketika hal-hal yang tidak terduga semacam ini. Tak seorangpun pernah membayangkan jalur utama komunikasi internasional akan terganggu.

Membangun Konten Lokal
Berbagai kebutuhan pengguna lokal hendaknya mulai ditangkap oleh pengembang konten di dalam negeri, antara lain e-mail gratis, mesin pencari, situs pertemanan, weblog, konsultasi, dan masih banyak lagi. Bukan hanya karena strategi menghemat dollar untuk belanja bandwitdh luar negeri, tetapi juga karena saat ini adalah kesempatan yang tepat untuk membangkitkan konten lokal dan mempertipis ketergantungan konten luar.
Saat ini sudah ada beberapa penyedia e-mail gratis di Indonesia namun dengan berbagai keterbatasan yang sengaja dibuat antara lain hanya bisa diakses melalui web, menerima dan mengirim e-mail melalui POP3 dan SMTP hanya bisa dilakukan dengan ISP tertentu, atau akses yang sangat lambat. Iklan seringkali menjadi alasan sebuah provider hanya menyediakan web sebagai satu-satunya media untuk membaca e-mail. Padahal iklan juga dapat dikirim melalui e-mail berdasarkan kesepakatan yang disetujui pelanggan.
Beberapa tahun yang lalu, terdapat beberapa situs mesin pencari di Indonesia yang cukup populer namun akhirnya ditinggalkan pengguna lokal karena keterbatasan data dan teknik pencarian. Apabila pengembang dapat mengaktifkannya datanya kembali dan memperkaya teknik pencariannya, situsnya bisa menjadi alternatif mesin pencari terutama pada saat terisolir dari mesin pencari luar negeri.
Di tengah-tengah dominasi konten luar, Kandatel Telkom Semarang bersama salah satu pengembang konten lokal di Semarang berencana akan meluncurkan situs pojokKita.com pada awal tahun 2007. Situs ini membidik remaja sebagai target pengunjungnya. Dengan konten berupa konsultasi psikologi remaja (curhat cinta), remaja dan seks, serta permasalahan komputer, diharapkan dapat mengisi celah kebutuhan masyarakat serta menstimulasi pertumbuhan konten di Jawa Tengah berdasarkan animo lokal.

Jangan Sekedar Ada
Agar tidak mengulang sejarah kehancuran perusahaan dot com yang juga terjadi di Indonesia, keseriusan dalam mengelola dan performa yang disajikan harus menjadi fokus utama dalam memuaskan pengguna. Kebutuhan lokal harus menjadi alasan utama membangun konten di dalam negeri. Tanpa adanya kebutuhan dari masyarakat, suatu produk akan gagal setelah diluncurkan.
E-mail sebagai salah satu kebutuhan utama pengguna internet dapat menjadi konten lokal potensial yang dapat digunakan untuk menarik masyarakat. Ibarat toko-toko di sepanjang jalan Malioboro, konten-konten lokal tersebut harus dapat menarik perhatian para pengguna internet yang sedang berselancar di jalur internet dalam negeri. Berbagai fitur yang dibutuhkan oleh masyarakat jangan sampai tidak ter-cover di dalamnya.
Dukungan Telkom dan penyedia jasa layanan internet lainnya sangat dibutuhkan oleh pengembang konten lokal dalam pembangunan konten lokal yang diminati di dalam negeri, baik berupa mitra maupun sponsor. Dengan memanfaatkan jalur internet di dalam negeri yang telah terbangun antara Telkom, Indosat, dan Satelindo di dalam IIX (Indonesia Internet eXchange) dan memperbanyak peering (jalan tol internet) antar ISP, akses terhadap konten lokal akan lebih cepat dan trafik penggunaan link internasional dapat dikurangi sehingga anggaran belanja bandwidth luar negeri dapat direduksi.

02 January 2007

Optimalkan Situs Pemerintah Daerah

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 24 Desember 2006)

Melihat iklan kantor pajak di televisi mengenai penerapan e-Registration, e-Filling, MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak), dan e-SPT timbul decak kagum atas keseriusan kantor pajak dalam memberikan akses dan kemudahan dalam berinteraksi dengan mereka melalui media internet.


Jika semula banyak pihak menganggap penerapan hal-hal yang berhubungan dengan digitalisasi prosedur pemerintahan belum bisa diterapkan di Indonesia, ternyata kantor pajak mampu membuktikan sebaliknya. Bukan hanya terbuka dalam menampilkan informasi mengenai prosedur yang ada di kantor tersebut, tetapi juga menyediakan aplikasi yang bisa diakses langsung melalui internet.
Seandainya hal tersebut juga terjadi pada situs-situs yang dibangun oleh setiap pemerintah daerah, tentunya hal ini akan memudahkan masyarakat dan dunia bisnis. Karena pada dasarnya semangat yang dibawa oleh penerapan e-Government adalah kemudahan dan transparansi. Masyarakat dapat dengan jelas mengetahui prosedur pengurusan dokumen-dokumen yang diinginkan dan mudah dalam mengurusnya karena berbagai formulir telah tersedia di website pemerintah daerah yang bersangkutan serta dapat diolah secara langsung melalui mekanisme elektronik yang ada di dalam website.

Masyarakat juga ikut dicerdaskan dengan adanya sistem seperti di atas karena berbagai prosedur termasuk lamanya waktu pengurusan dokumen dapat dengan jelas ditelusuri melalui media website. Hal ini akan memudahkan setiap kepala daerah mensosialisasikan kebijakan pemerintahannya yang bersih secara nyata.
Dengan adanya fasilitas forum diskusi online yang telah umum ada di internet, kepala daerah dan institusi juga dapat berkomunikasi dengan warganya tanpa harus membangun infrastruktur SMS premium. Namun kecenderungan yang ada di dalam beberapa situs pemerintah daerah, forum diskusi yang disediakan lebih ditujukan “dari rakyat untuk rakyat”. Masukan dan keluhan dilontarkan oleh rakyat namun dijawab sendiri oleh rakyat yang lain. Sehingga akhirnya menjadi ruang gosip antar warga, bukan media komunikasi pemerintah daerah dan rakyat secara dua arah.

Berbagai permasalahan yang ada dalam penerapan e-Government akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam seminar e-Government “Meningkatkan Layanan Publik dan Efisiensi Pemerintah” di UNIKA Soegijapranata pada tanggal 10 Januari 2007 oleh Program Magister Lingkungan dan Perkotaan, dengan pembicara utama pakar internet Onno W. Purbo.

Terbuka Akses bagi Wisatawan
Apabila pemerintah daerah serius dalam menggarap situsnya, banyak hal positif lain yang dapat diperoleh antara lain terbukanya akses bagi wisatawan untuk melihat potensi-potensi pariwisata yang dapat dikunjungi dan Asosiasi Pariwisata Indonesia (Asita) untuk menawarkannya. Dengan media website, informasi tidak lagi terbatas pada brosur yang hanya sanggup menampung beberapa lokasi saja dan gambaran yang luas atas setiap lokasi wisata. Karena media website mampu menampilkan berbagai dokumen multimedia, tentu saja tampilan yang disajikan akan lebih interaktif.
Setiap daerah dapat menampilkan lokasi wisata unggulannya untuk menarik wisatawan agar datang ke daerahnya. Selain itu, agenda budaya tahunan yang umumnya ditunggu oleh turis mancanegara sangat perlu untuk ditampilkan. Seringkali setiap daerah memiliki banyak acara budaya tahunan namun lupa untuk mempublikasikannya di dalam media internet.
Tentunya informasi yang ditampilkan bukan hanya dalam bahasa Indonesia saja, tetapi juga bahasa internasional karena sasaran pemasaran bukan hanya wisatawan domestik. Dengan informasi yang jelas dan detail, termasuk akses transportasi menuju ke lokasi wisata, tentunya akan membuat calon wisatawan merasa aman untuk menuju ke sana.
Selain pariwisata, terbuka juga potensi investasi yang ada di setiap daerah melalui situs pemerintah daerah. Informasi untuk dibutuhkan oleh para pengusaha, baik lokal maupun mancanegara, untuk datang kulakan ataupun menanamkan investasinya di setiap daerah. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, bahasa Inggris harus disediakan agar dapat diakses secara global. Sehingga investor asing juga dapat melihat peluang yang ada di masing-masing daerahnya.

Bahasa Inggris Penting
Saat ini beberapa situs pemerintah daerah memang telah menyediakan informasi dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Namun kecenderungan yang ada di setiap situs dua bahasa, informasi berbahasa Indonesia memang di-update secara berkala namun informasi berbahasa Inggris seringkali hanyalah basa-basi yang tidak pernah di-update sejak situs tersebut pertama kali diluncurkan.
Tidak heran, pemasaran daerah dengan cara konvensional, dengan mengunjungi negara lain atau mengundang negara lain, masih dipandang lebih efektif. Karena media internet yang seharusnya lebih memudahkan dalam menyampaikan informasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun non-stop tidak digunakan secara maksimal.
Seyogyanya kantor pengelola yang membidangi hal ini di setiap daerah juga mempersiapkan tenaga untuk selalu memperbarui informasi juga dalam bahasa Inggris. Dengan tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia yang berkisar 18 juta penduduk atau 8,1% dari populasi (sumber: www.internetworldstats.com), sasaran pembaca situs lebih efektif jika bukan hanya ditujukan untuk domestik saja. Fokus ke pembaca internasional sangat penting untuk mendatangkan devisa luar negeri dari wisatawan asing maupun investor mancanegara.

Melihat Kebutuhan
Kesan seadanya atau bahkan “yang penting ada” dalam menyediakan website pemerintah daerah masih sering terasa. Apalagi di beberapa daerah menggunakan sistem beli-putus dalam pengadaan website pemerintah. Dengan membeli software yang telah jadi, umumnya berupa Content Management System (CMS) yang telah permanen fitur-fiturnya, berbagai kebutuhan pemerintah daerah tidak ter-cover di sana.
Seringkali bukan potensi daerah yang ditampilkan, namun berita-berita dari situs lain yang dimunculkan. Foto-foto kunjungan kerja ditampilkan, namun foto-foto lokasi wisata justru terabaikan. Hal ini bukan hanya menunjukkan pemerintah daerah yang bersangkutan belum siap, tetapi juga belum tahu manfaat yang dapat diperoleh melalui keseriusan pengelolaan website pemerintah.
Jika pengadaan situs pemerintah daerah berangkat dari kebutuhan di daerah yang bersangkutan, manfaat situs tersebut akan makin dapat dirasakan oleh pengunjungnya, baik masyarakat setempat maupun luar negeri. Contoh kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan untuk menarik investor asing. Situs Gorontalo bahkan secara tegas menampilkan janjinya untuk memberikan kenyamanan investasi bagi investor yang mau datang ke sana, selain informasi berbagai potensi daerah yang bisa dikembangkan oleh calon investor.
Kebutuhan yang lain dapat berupa menarik wisatawan untuk datang ke daerahnya dengan menampilkan foto-foto lokasi wisata, akses transportasi menuju ke tempat wisata, lokasi hotel beserta tarif yang jelas, agenda budaya tahunan dan foto-foto kegiatannya.
Dan jangan lupa terhadap kebutuhan untuk melayani masyarakat setempat melalui informasi prosedur yang transparan beserta biaya yang jelas, formulir-formulir yang dapat di-download, informasi program-program pemerintah, dan penyediaan forum diskusi online antara pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan untuk mengukur kinerja website tersebut, perlu ditambahkan web-counter atau web-stat dengan fasilitas bukan hanya melihat jumlah pengunjung semata tetapi juga melihat asal negara yang mengunjungi. Dengan begitu pemerintah daerah akan dapat mengevaluasi sejauh mana kebutuhan tersebut sesuai dengan pencapaian berdasarkan statistik pengunjung yang ada.