21 February 2007

Telepon Murah dengan VoIP Rakyat

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 18 Februari 2007)

Meskipun sering mendengar istilah VoIP atau Voice over Internet Protocol, banyak masyarakat awam belum paham betul maksud dan manfaatnya. Sebagian mungkin sudah tahu bahwa dengan menggunakan VoIP, biaya komunikasi dapat menjadi lebih ringan. Beberapa operator telepon bahkan berlomba-lomba mengeluarkan produk SLI dengan VoIP dengan biaya percakapan di bawah normal.

Penetapan harga yang cukup murah ini tentu saja menarik minat pengguna telepon dari kalangan menengah ke bawah yang membutuhkan komunikasi dengan sanak-saudaranya di luar negeri, namun tidak terlalu mengutamakan kualitas suara. Jika dibandingkan dengan jalur komunikasi normal, kualitas suara yang dihasilkan oleh produk-produk komunikasi berbasis VoIP memang masih kalah. Namun dengan semakin berkembangnya infrastruktur internet di Indonesia, kualitas suara yang dihasilkan akan semakin mendekati kualitas jalur komunikasi normal.
VoIP (vi-o-ai-pi) atau komunikasi suara yang memanfaatkan jalur internet merupakan metode untuk membawa sinyal analog yang biasa kita dengar melalui telepon ke jalur internet dengan mengkonversinya menjadi sinyal digital. Untuk membawa sinyal digital tersebut digunakan Internet Protocol (IP). Dengan menggunakan jalur internet, biaya percakapan dapat ditekan.
Setiap orang dapat dengan mudah membangun infrastruktur telekomunikasi ini, namun tidak setiap orang dapat menghubungkan jalur komunikasi tersebut ke telepon rumah atau telepon selular yang telah ada tanpa adanya lisensi dari pemerintah. Hanya perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang telah memperoleh lisensi, dilegalkan untuk menyelenggarakan layanan ini yang dapat menghubungkan jalur komunikasi VoIP ke dalam jalur telekomunikasi yang telah ada.


Menghemat Uang
Meskipun dengan kondisi yang terbatasi oleh aspek legalitas yang telah disampaikan di atas, beberapa praktisi yang bergerak melalui ICT Center Jakarta tetap memperjuangkan jalur telekomunikasi sendiri yang berbasis VoIP, dengan nama VoIP Rakyat. Dengan melakukan peering atau interkoneksi ke beberapa server di berbagai universitas, penyedia jasa layanan internet (ISP), dan perusahaan-perusahaan, diharapkan jalur komunikasi ini dapat menjadi alternatif komunikasi murah bagi rakyat dan industri yang menginginkan penghematan keuangan di sisi telekomunikasi.
Semakin besar komunitas pengguna VoIP Rakyat, semakin besar pula kemungkinan Anda berkomunikasi dengan setiap orang di lain kota bahkan di lain negara tanpa mengeluarkan biaya yang mahal. Biaya yang dikeluarkan hanyalah biaya internet yang telah dianggarkan sebelumnya. Apalagi saat ini akses internet merupakan hal yang umum di setiap universitas dan perusahaan di Indonesia.
Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk bertelepon melalui VoIP Rakyat antara lain VoIP Rakyat Communicator, X-Lite, SJPhone, Ekiga, Idefisk, dan iaxLite. Beberapa softphone tersebut dapat berjalan di sistem operasi Windows, Linux, dan Macintosh. Semuanya dapat Anda download melalui http://voiprakyat.or.id/?inc=download.
Sedangkan perangkat keras yang dibutuhkan hanyalah seperangkat komputer yang selama ini digunakan untuk mengakses internet, ditambah headset untuk berbicara dan mendengar, menggantikan fungsi pesawat telepon. Bahkan jika diperlukan, dapat ditambahkan dengan kamera web untuk melihat lawan bicara Anda.
Selain komputer, Anda juga dapat menggunakan perangkat khusus VoIP yang sudah banyak dijual di pasaran oleh InfoAsia. Dengan perangkat ini, Anda dapat memanfaatkan komunikasi VoIP melalui perangkat telepon yang selama ini digunakan.
Setelah melakukan registrasi melalui http://www.voiprakyat.or.id, Anda akan memperoleh nomor telepon dan nickname yang harus disimpan ke dalam softphone yang telah dipilih. Nomor telepon VoIP Rakyat yang diperoleh menggunakan awalan 621881001 dan dilanjutkan dengan lima digit nomor di belakangnya. Untuk mengetahui pengguna VoIP Rakyat yang sedang aktif, Anda dapat melihatnya melalui http://www.voiprakyat.or.id/?inc=online_phones.

Akses ke Telepon Rumah
Saat ini, VoIP Rakyat lebih mengandalkan jumlah komunitas pengguna yang dibangun oleh pengguna jalur komunikasi itu sendiri. Komunikasi yang terjadi lebih terfokus pada sesama pengguna VoIP Rakyat, belum dapat tersambung ke telepon rumah. Berbagai percobaan dan perkembangan ke arah itu dapat diikuti di dalam Forum VoIP melalui http://www.voiprakyat.or.id/forum.
Namun jika sekarang ini Anda tetap menghendaki jalur VoIP yang digunakan dapat berkomunikasi dengan jalur telekomunikasi yang telah ada, terdapat cara legal yang dapat dipelajari dalam buku “VoIP Rakyat, Cikal Bakal Telkom Rakyat” yang ditulis oleh Onno W. Purbo. Melalui VoIP Discount, VoIP Cheap, dan IMAXindo, telepon VoIP yang Anda bangun dapat terhubung ke nomor-nomor telepon yang sudah ada. Bahkan dengan telepon selular yang memiliki fasilitas WiFi, Anda dapat menggunakan ponsel untuk menelepon tanpa biaya sama sekali.
Berbeda dengan Yahoo! Messenger atau software instant messenger lainnya yang servernya terletak di luar negeri, server VoIP Rakyat berada di dalam negeri dan terhubung langsung ke jaringan IIX (Indonesia Internet eXchange). Sehingga telekomunikasi dengan jalur ini tidak akan terganggu oleh keterbatasan bandwidth ke luar negeri. Kualitas suara akan jauh lebih baik dengan waktu tunda yang rendah, mendekati kualitas bertelepon biasa.
Jika Anda telah menggunakan komunikasi suara melalui Yahoo! Messenger, Google Talk, Skype, dan sejenisnya, alternatif ini patut dicoba untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih bagus dan potensi telekomunikasi dengan biaya murah.

Internet Murah di Kamar Kos

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 28 Januari 2007)

Internet memang bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat kita. Namun pengguna internet di Indonesia ternyata masih terhitung sedikit. Masih tingginya harga akses internet dan kemampuan daya beli masyarakat, seringkali menjadi alasan masyarakat enggan menggunakan internet untuk aktivitas sehari-hari.

Data dari http://www.internetworldstats.com/ menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia hanya berkisar 8,1 persen dari jumlah penduduk atau berkisar 18 juta penduduk dari total penduduk Indonesia yang lebih dari 220 juta orang. Padahal akses internet yang merakyat sangat dibutuhkan bukan hanya sekedar untuk sarana berkomunikasi murah dan cepat, tetapi juga alat untuk mencerdaskan bangsa.
Ketersediaan data dan informasi yang baru dan tidak terbatas menjadi salah satu stimulator masyarakat dalam mencari serta membaca berbagai pengetahuan yang disediakan di internet. Bagi pelajar dan mahasiswa, internet dapat menjadi perpustakaan superbesar yang tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Berbagai literatur dan pengetahuan baru muncul, tersedia, dan dapat diakses dalam 24 jam sehari tanpa terikat oleh tempat.
Untuk itu dibutuhkan suatu strategi dalam mencari solusi kebutuhan internet terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Apalagi kebutuhan akan internet di kalangan ini sebetulnya telah ada. Hal ini dapat dilihat dari mulai meningkatkan jumlah dan frekuensi pengakses internet melalui hotspot-hotspot gratis yang di sediakan oleh kampus, serta meningkatnya jumlah warnet di lingkungan kampus.


Kos-Kosan dot Net
Apabila akses internet murah juga disediakan di rumah kos, tentunya mereka akan semakin mudah dalam mengakses informasi yang dibutuhkannya sewaktu-waktu. Jika akses internet dapat dibagi dengan beberapa pengguna, kehadiran akses internet non-stop 24 jam akan menjadi lebih murah dan memadai. Kos-kosan merupakan salah satu contoh tempat yang potensial untuk penerapan konsep ini, yang populer disebut RT/RW Net. Dengan jumlah penghuni yang berkisar 10-15 orang, akses internet dapat dibagi dengan harga yang terjangkau. Terdapat beberapa strategi yang dapat ditempuh dalam pembuatan Kos-Kosan dot Net atau akses internet di kos-kosan.
Yang pertama, dengan melibatkan warung internet di sekitar rumah kos. Dengan biaya tetap per bulan yang sudah disepakati bersama dan tentunya lebih murah dari biaya akses internet yang normal, akses internet akan disalurkan ke kos-kosan yang ada di sekitar warnet. Penyaluran dapat melalui pemilik kos sebagai pengelola jaringan di rumah kos atau secara langsung ke setiap penghuni kos.
Apabila harga akses internet yang ditawarkan mampu diterima oleh kantong pelajar atau mahasiswa yang menghuni rumah kos, tentunya hal ini bukan hanya meringankan penghuni kos yang bisa mengakses internet 24 jam sehari dari kamar kos dengan harga murah, tetapi juga warung internet yang memperoleh kepastian pendapatan setiap bulannya. Alternatif yang kedua, pemilik kos dapat bertindak sebagai penyedia jaringan internet. Dengan bekerjasama dengan salah satu penyedia jasa layanan internet (ISP), akses internet kemudian dibagi ke seluruh penghuni kos sebagai sebuah fasilitas. Fasilitas ini serupa dengan fasilitas televisi atau pendingin ruangan yang umumnya telah ditawarkan sebelumnya.
Apabila biaya tetap akses internet tanpa batas (unlimited) per bulan adalah Rp. 1.500.000, maka biaya ini akan dibagi dengan jumlah penghuni kos. Jika satu rumah kos terdiri dari 15 orang, maka setiap penghuni dapat mengakses internet tanpa batas dengan biaya minimum berkisar Rp. 100.000 - Rp. 150.000 per bulan. Biaya tersebut merupakan biaya akses internet selama 24 jam x 30 hari atau 720 jam per bulan.Apabila selama ini Anda mengakses internet maksimum 1 jam setiap hari dengan biaya Rp. 4.000 per jam, maka total pengeluaran untuk akses internet selama 25 hari juga akan senilai dengan Rp. 100.000 per bulan. Dengan biaya yang sama tersebut, terdapat selisih keuntungan sekitar 23 jam sehari atau total 695 jam sebulan jika Anda mengunakan alternatif di atas.

Kredit Lunak
Alternatif pertama maupun alternatif kedua mempunyai konsekuensi kelebihan dan kekurang yang berbeda-beda. Alternatif pertama menggunakan sumber daya yang telah paham dengan teknologi internet beserta pemecahan masalahnya, namun penentuan harga sangat tergantung dari kebijakan manajemen warung internet.
Sedangkan yang kedua, penentuan harga sangat fleksibel karena diatur oleh pemilik kos sehingga dapat dicari harga yang cocok untuk penghuninya. Namun seringkali pemilik kos sebagai penyedia jaringan internet belum paham dengan seluk beluk akses internet dan permasalahannya. Dibutuhkan waktu untuk belajar memahami pemecahan masalah jika suatu saat muncul.
Usulan penyediaan akses internet murah di kos-kosan, yang juga sempat disampaikan pada seminar Broadband Access di UNDIP pada tanggal 9 Desember yang lalu, ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Kandatel Telkom Semarang melalui unit CDC (Community Development Center) atau lebih dikenal sebagai pengelola Program Kemitraan dan Bina Lingkungan menawarkan kredit superlunak untuk mendorong tumbuhnya akses internet dan penggunanya di kalangan masyarakat.
Dengan bunga kredit yang hanya sebesar 3% - 6% per tahun, diharapkan dapat membantu perorangan ataupun badan usaha dalam mempersiapkan perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengembangkan akses internet jenis ini di lokasinya saat ini. Bukan hanya pemilik kos semata yang dapat memanfaatkan peluang ini, tetapi juga pemilik warung internet maupun warung telkom yang berada di sekitar rumah kos.
Pelajar dan mahasiswa sebagai penghuni kos tentunya akan banyak terbantu dengan adanya akses internet murah 24 jam di kamar kosnya, sedangkan penyedia akses internet juga ikut senang karena tercipta satu lini bisnis baru yang dapat diharapkan penghasilannya setiap bulan.