09 April 2008

Blokir Kontennya, Jangan Situsnya


Beberapa situs diblokir oleh berbagai penyedia layanan internet (ISP) untuk merespon surat resmi dari Menkominfo. Beberapa situs tersebut antara lain Youtube, Multiply, MySpace, dan Rapidshare yang banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia. Pemanfaatan situs-situs tersebut seringkali terkait dengan kepentingan hobi semata, pendidikan, sampai dengan kepentingan bisnis kecil dan menengah.

Namun sepertinya hal-hal tersebut tidak ikut diperhatikan dalam penutupan situs-situs di atas. Banyak pihak merasa dirugikan dan dikecewakan karena ruang aktivitas mereka tiba-tiba ditutup. Bahkan berkembang kekhawatiran dari banyak pihak akan munculnya permintaan lain untuk memblokir situs-situs selain Youtube, Multiply, MySpace, dan Rapidshare.
Muncul banyak pertanyaan. Apakah memang harus menutup situs secara keseluruhan untuk mencegah masyarakat mengakses konten-konten yang tidak diinginkan? Apakah tidak mungkin hanya membatasi pada blokir konten-konten tertentu saja?
Bukankah teknik untuk melakukan blokir tidak terbatas hanya pada filter alamat saja? Bukankah filter pada konten atau alamat yang spesifik juga bisa dilakukan? Bukankah filter situs tetap tidak dapat membendung teknologi yang ada saat ini?

Pemerintah harusnya tidak sembarangan melakukan blokir. Pemblokiran yang dilakukan dengan menutup keseluruhan domain dapat merugikan orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari layanan situs tersebut. Seyogyanya blokir lebih diarahkan kepada konten tertentu saja dan tidak asal menutup situs-situs yang justru memberikan manfaat kepada banyak orang.
Dengan melakukan filter pada konten saja, resiko kerugian dapat diminimalkan. Masyarakat yang memanfaatkan beberapa situs tersebut untuk tujuan positif tetap diberikan tempat yang layak. Selain Blogspot, Multiply juga banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berjualan secara online. Selain layanannya tidak berbayar, penggunaannya dirasakan cukup mudah bagi pengguna awam.
Sedangkan fasilitas Rapidshare juga banyak digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen pendukung dari artikel-artikel pendidikan yang disajikan di internet. Sangat disayangkan apabila mereka-mereka justru ikut menjadi korban dalam kejadian ini.
Saat ini memang telah berkembang protes mengenai kebijakan penutupan situs-situs di atas. Bahkan salah seorang netter Indonesia yang bernama Defrio Nandi telah mengajukan petisi online untuk menolak pemblokiran situs-situs tersebut. Petisi tersebut dapat dilihat http://www.petitiononline.com/utubeina/petition.html. Sudah lebih dari delapan ribu netter yang ikut menandatangani petisi ini.
Petisi sejenis ini sebetulnya bukanlah hal baru. Aktivitas ini juga pernah dilakukan beberapa tahun yang meminta PayPal untuk memasukkan Indonesia ke dalam daftar negara yang dapat menggunakan layanan PayPal dalam transaksi online. Saat ini Indonesia sudah bisa menggunakan PayPal untuk kepentingan transaksi di internet.
Dengan adanya petisi tersebut, diharapkan Menkominfo juga dapat ikut mendengar pendapat-pendapat yang muncul di masyarakat. Sehingga dapat diambil kebijakan yang lebih tepat dalam melakukan blokir konten-konten yang tidak layak tampil.

Hacker dan Blogger Digugat

(Suara Merdeka Minggu - Rubrik Konek 20 April 2008)

Dalam berbagai kesempatan, seorang pakar telematika sering menyebut-nyebut Hacker dan Blogger sebagai pelaku berbagai aktivitas negatif di internet. Meskipun bukan sekali ini saja hacker menjadi kambing hitam pada setiap kejadian, namun betulkah Blogger juga terlibat?

Beberapa waktu yang lalu, situs milik Depkominfo diserang dan berganti muka. Kasus yang sering disebut sebagai defacing ini memang sering terjadi di dunia internet, baik pada saat muncul ketegangan pihak-pihak tertentu ataupun pada saat kondisi normal.
Umumnya, server website dengan tingkat keamanan yang rendah akan dengan mudah disusupi dan berganti wajah. Kejadian-kejadian sejenis ini juga sempat terjadi pada saat ketegangan antara Indonesia dan Malaysia, terkait persoalan klaim budaya.
Hacker selalu menjadi sebutan populer ketika orang-orang tersebut berhasil melakukan aktivitasnya memasuki sistem komputer orang lain. Menurut Eric Raymond, penulis The New Hacker's Dictionary, hacker merupakan programmer yang pintar dan mahir. Istilah cracker sebetulnya lebih tepat untuk pelaku aktivitas tersebut.
Meskipun tidak terlalu tepat, sebutan ini akhirnya diterima oleh kalangan luas sebagai istilah yang umum. Namun ketika Blogger disebut-sebut ikut juga berperan dalam aktifitas hacker, muncul tanda tanya besar mengenai definisi dan aktivitas Blogger. Apakah betul Blogger juga termasuk dalam golongan hacker?

Profil Blogger
Blogger atau penulis Blog saat ini cukup banyak dan makin meluas keberadaannya. Bahkan prediksi salah seorang pakar pada tahun 2005 bahwa Blog hanya akan menjadi tren sesaat, tampaknya tidak terbukti. Berdasarkan data dari Technorati.com, jumlah Blog yang ada di internet meningkat 2-3 kali dalam setahun.
Bahkan penggunaannya tidak lagi terbatas pada aktivitas curhat belaka, tetapi juga mulai menyebar pada bidang bisnis, pendidikan, kesehatan, sampai dengan pemerintahan. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menjadi salah satu penggunanya. Selain itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Ansy’ari dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono juga aktif menjadi penulis Blog sampai saat ini.
Kemudahan dan manfaat yang luar bisa dari media ini memang sangat menarik perhatian masyarakat. Bagi masyarakat awam, untuk memiliki website sangatlah sulit. Berbagai kemampuan teknis yang harus dimiliki menjadi penghambat bagi mereka untuk menjadi salah satu penghuni dunia maya.
Dengan adanya Blog, masyarakat seakan dimudahkan untuk memiliki website sekaligus aktif di dalamnya. Berbagai tulisan-tulisan konstruktif muncul dari tangan Blogger-Blogger yang produktif. Bukan hanya ide dan gagasan, tetapi juga bentuk kritik juga hadir di dalamnya. Kritik dan perbedaan pendapat dengan para pakar sangat mungkin muncul di dalam tulisan-tulisan para Blogger.
Blogger tentunya tidak sama dengan hacker yang mempunyai kemampuan khusus di bidang komputer. Saat ini Blog bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang mahir saja. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah merasakan teknologi internet kini, kini banyak yang aktif menjadi Blogger.
Komentar pakar yang memposisikan Blog dan penggunanya di sisi negatif teknologi sangatlah menyesatkan. Apalagi menyebut Blogger terlibat dan menjadi bagian dari masalah yang terjadi di dunia internet.
Dari berbagai Blog yang ada di internet, profil Blogger jelas mewakili berbagai lapisan masyarakat dan bidang pekerjaan. Dari ahli komputer, wartawan, dokter, dosen, sampai dengan anak-anak usia sekolah. Sebagai contoh, ronawajah.wordpress.com merupakan Blog seorang profesor salah satu universitas di Jakarta.
Sedangkan asepbs.blogspot.com dimiliki oleh seorang wartawan sebuah surat kabar di Semarang. Tidak ketinggalan, salah seorang dokter di Bali juga memiliki Blog di daniiswara.net.
Contoh-contoh tersebut mewakili profil pekerjaan Blogger yang ada di tanah air. Bagi mereka, Blog memang telah terbukti mampu menjadi media yang dapat meningkatkan produktifitas dalam bidang masing-masing.

Kasus-Kasus Blogger
Sangat membekas dalam ingatan ketika seorang Blogger di Yogyakarta sempat bermasalah karena menukar foto seorang artis dengan beberapa tokoh. Tokoh-tokoh yang diplesetkan tersebut antara lain Presiden SBY, Surya Paloh, Yusril Iza Mahendra, dan Roy Suryo. Namun kasus ini dianggap selesai setelah Presiden memaafkan dan foto-foto tersebut dihapus dari Blog.
Kejadian lainnya juga terjadi baru-baru ini ketika seorang pengguna Blog amatir dari Purwokerto memasang nomor-nomor kartu kredit aspal di dalam salah satu tulisannya. Peristiwa ini sempat menimbulkan kecaman dari kalangan Blogger di dalam negeri. Akhirnya situs tersebut dihapus dari daftar Google dan ditutup.
Berbagai kejadian di atas memang menjadi catatan hitam dalam penyalahgunaan Blog. Namun klaim media Blog sebagai sumber dari berbagai kejadian negatif di internet tetaplah tidak benar. Blogger atau penulis Blog merupakan pribadi-pribadi yang punya sikap dan pendirian yang mandiri dalam setiap tulisannya.
Meskipun seringkali berbeda pendapat dengan para pakar, tidak seharusnya dinilai sebagai bentuk permusuhan dari kelompok Blogger. Apalagi dengan serta-merta memberikan stempel-stempel negatif kepada mereka. Karena kritik sebetulnya juga merupakan salah satu bentuk cinta.

Update Blog Secara Offline

(Suara Merdeka Minggu - Rubrik Konek 23 Maret 2008)

Bagi seorang Blogger, seringkali keinginan untuk curhat atau menuliskan suatu ide muncul begitu saja tanpa mengenal tempat dan waktu. Namun ketiadaan koneksi internet kadangkala menjadi hambatan untuk mencurahkan kalimat demi kalimatnya ke dalam media tersebut.

Komputer atau laptop yang digunakan untuk menampung tulisan secara offline,sebelum dipublikasi ke Blog, juga dirasa tidak efektif. Umumnya, pemilik Blog harus menata ulang tulisannya ketika tulisan tersebut dipindah dari komputer ke dalam Blog. Sedangkan untuk menggunakan koneksi internet melalui telepon seluler bukan hanya bermasalah pada biaya yang lebih besar, tetapi juga oleh perangkat tambahan penghubung ponsel ke komputer.
Beberapa waktu yang lalu, Microsoft Word 2007 telah memberikan tambahan fitur untuk penggunanya agar bisa mempublikasikan artikel yang diketiknya ke dalam Blog setelah tersedia koneksi internet. Namun karena tidak semua Blog dapat didukung, terutama Blogger.com versi baru, maka penggunaan program ini tidak meluas.
Bahkan Blogger.com juga telah menciptakan program yang dapat disisipkan ke dalam Microsoft Word agar setiap artikel yang diketik di dalam software tersebut dapat langsung disimpan ke dalam server Blogger.com. Sama halnya dengan Microsoft Word 2007, fasilitas ini juga tidak banyak digunakan karena hanya berfungsi di Blogger.com versi klasik.

Kompatibel
Tetapi harapan muncul kembali pada akhir tahun 2007. Melalui situs blognya di http://windowslivewriter.spaces.live.com, Microsoft melepas produk Windows Live Writer 2008 yang sebelumnya telah diunduh oleh lebih dari 1,5 juta pengguna pada saat versi Beta.
Produk ini merupakan program untuk publikasi Blog yang berjalan di desktop. Namun yang perlu diperhatikan dalam penggunaan program ini, Anda harus menggunakan sistem operasi minimum Microsoft Windows XP SP2, atau Windows Vista. Sedangkan Windows XP Professional x64 Edition tidak didukung oleh Windows Live Writer.
Blogger dapat menuliskan artikelnya tanpa koneksi internet, untuk kemudian dipublikasikan ke Blog yang dimiliki setelah tersedia koneksi internet. Kelebihan produk ini antara lain kemampuan WYSIWYG (What You See Is What You Get), publikasi foto dan peta.
Selain itu, output yang dihasilkan kompatibel dengan berbagai penyedia Blog antara lain Blogger, LiveJournal, TypePad, WordPress, dan masih banyak lagi. Yang tak kalah bermanfaat, adanya kemampuan pemeriksaan penulisan kosa kata pada artikel berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol.
Yang perlu Anda lakukan adalah mengunduh program yang disediakan oleh Microsoft melalui http://get.live.com/writer/overview. Tekanlah tombol “Get it free” untuk memulai proses download program bantu yang berukuran 2,3 MB. Setelah proses instalasi selesai dijalankan, masukkan konfigurasi akun sesuai dengan aturan masing-masing penyedia Blog.
Setelah itu, Anda dapat bebas menulis artikel, memasukkan gambar, video, peta, ataupun tabel di ruang kerja Microsoft Live Writer. Apabila telah tersedia koneksi internet, artikel tersebut dapat langsung ditampilkan ke internet melalui tombol Publish. Hasil yang ditampilkan akan sama dengan yang diketik melalui program tersebut. Contoh hasil publikasinya dapat dilihat pada artikel “Percobaan” yang ada di http://bukutips.blogspot.com.