12 August 2007

Menyikapi Razia Software Ilegal

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 12 Agustus 2007)

Dari tahun ke tahun permasalahan yang dihadapi para pemilik toko komputer, warnet, persewaan CD, dan beberapa perusahaan di Jawa Tengah tidak jauh berubah. Setiap kali terjadi razia HAKI oleh pihak yang berwajib, puluhan toko dan warnet tiba-tiba cuti bersama selama beberapa waktu.

Dampak dari “cuti bersama” yang dilakukan oleh beberapa pihak tadi memang akhirnya akan menyulitkan masyarakat. Ada yang merasa kehilangan tempat untuk mencari informasi dan pengetahuan di tempat warnet langganannya. Ada pula yang kesulitan mencari piranti keras komputer karena toko yang menjualnya sementara tertutup bagi konsumen. Tempat reparasi komputer juga mulai merasa tidak nyaman menerima pelanggan karena komputer yang dibawa konsumen sudah bisa dipastikan tidak berisi program-program legal. Selain itu, beberapa perusahaan mulai sibuk untuk mengganti piranti lunak yang digunakannya menjadi legal.
Undang-Undang mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual sebetulnya sudah diundangkan sekian lama, yaitu pada 29 Juli 2002 namun baru diberlakukan pada 29 Juli 2003. Di dalam pasal 72 secara tegas dituliskan sanksi pidana penjara lima tahun dan/atau denda paling banyak 500 juta. Pada saat itu, beberapa pihak sudah mulai ancang-ancang membeli software legal atau berpindah ke sistem operasi yang baru beserta program-program pendukungnya. Namun karena sifat razia yang temporer, membuat mereka kembali menggunakan software bajakan.
Kini pada saat razia diberlakukan lagi, kepanikan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya terulang kembali. Berbagai himbauan yang sama pula untuk memberikan waktu beralih ke software legal juga bermunculan dari berbagai pihak. Jika semuanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mengapa energi kita tidak difokuskan pada pencarian solusi bagi diri masing-masing dan semua pihak?


Bukan Hanya OS Legal
Saat ini harga sistem operasi Windows yang legal berkisar 800 ribu sampai 1,5 juta rupiah. Bagi sebagian perusahaan, harga ini mulai dinilai wajar. Selain karena mereka membandingkannya dengan nilai denda dan nama baik perusahaan, hal ini menunjukkan mulai adanya pemakluman pada harga sebuah software. Jika pada masa yang lalu setiap aplikasi yang terinstalasi di komputer bernilai nol atau gratis, karena di-bundle dengan pembelian komputer. Saat ini mulai disadari bahwa nilai software memang ada dan merupakan bagian investasi seperti pembelian komputer.
Bagi perusahaan yang tidak mempunyai cukup dana untuk membeli program yang berlisensi, maka pilihan satu-satunya adalah beralih ke open-source apabila masih berkeinginan untuk melanjutkan usahanya. Memang tidak semua perusahaan cocok menggunakan piranti lunak open-source seperti Linux. Ada yang disebabkan oleh aplikasi perusahaan sebelumnya sudah terlanjur dibuat di dalam sistem operasi Windows. Ada pula yang menyebutkan aplikasi tertentu tidak ditemukan kembarannya di Linux. Ada pula yang disebabkan oleh sulitnya mempelajari hal baru lagi.
Jika hal itu yang terjadi, maka membeli software legal yang versinya tidak terlalu baru bisa menjadi pilihan karena faktor harga. Sebagai contoh harga beli Windows Vista tentu saja lebih mahal daripada Windows XP yang lebih lama. Kekhawatiran tidak adanya dukungan dari pembuat software karena menggunakan versi yang lama juga sebetulnya tidak perlu terjadi. Bukankah selama menggunakan bajakan memang tidak ada dukungan dari perusahaan pembuat software?
Hanya saja, langkah berikutnya setelah menggunakan sistem operasi Windows yang legal adalah melegalkan program-program pendukungnya. Apabila kesulitan mengadakan dana tambahan untuk membeli Microsoft Office, maka Anda dapat menggantinya dengan OpenOffice yang gratis dan bisa diunduh melalui situs openoffice.org. Tampilan dan operasional OpenOffice 2.2 yang baru sangat mirip dengan Microsoft Office XP atau 2003. Sehingga pengguna awam tidak perlu waktu adaptasi yang lama untuk menggunakan OpenOffice.
The Gimp juga dapat menjadi alternatif gratis (freeware) untuk pengguna Adobe Photoshop. Sedangkan untuk program antivirus, dapat digunakan AVG yang dapat diunduh secara bebas melalui www.grisoft.com. Bagi pengguna ACDSee yang berfungsi untuk menampilkan dan memodifikasi gambar, kini saatnya untuk mencoba IrfanView yang tidak berbayar dan dapat diunduh melalui www.irfanview.com. Alternatif software lainnya dapat dicari di www.tucows.com atau www.freeware.com.
Dengan adanya alternatif program pendukung di atas, pengeluaran untuk pembelian piranti lunak dapat dihemat. Beli software yang memang diperlukan, pasang freeware jika memang ada, uninstall piranti lunak yang ilegal.

Linux Kini Familiar
Bagi warnet, solusi sebetulnya sudah disediakan dengan menggunakan distro WaroengIGOS, Pinux, dan beberapa produk Linux lainnya. Semua kebutuhan dari browsing, chating, instant messenger, sampai dengan mengetik sudah tersedia di sana. Sehingga operasional warnet sebetulnya tidak perlu berhenti setiap kali terjadi razia. Berdasarkan EULA, penggunaan Windows meskipun dengan cara membelinya sekalipun sebetulnya tidak akan pernah jadi legal ketika disewakan oleh warnet.
Tampilan desktop pada distro Linux versi-versi yang terbaru tampak makin familiar bagi pengguna, bahkan ada yang mirip dengan tampilan MacOS yang legendaris. Disertai efek 3 Dimensi yang tidak kalah dari Aero Windows Vista, dapat dijadikan momentum bagus untuk mulai mengenalkan ulang sistem operasi ini kepada pelanggan warnet.
Pelatihan Blog yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Komputer (Ikom) UNIKA Soegijapranata pada Juli yang lalu juga menggunakan Linux Fedora Core 6 sebagai sistem operasinya. Ketika instruktur menunjukkan efek 3 Dimensi yang tersedia di dalamnya, banyak peserta dari SMA dan masyarakat umum justru terkagum-kagum dan mencobanya berulang-ulang. Efek tersebut ternyata tidak bisa mereka temukan pada produk sistem operasi Microsoft yang baru.
Selain warnet, bentuk usaha yang lain juga perlu mencoba Linux sebagai solusi apalagi jika selama ini penggunaan komputer lebih pada aktivitas administrasi kantor seperti pengetikan dokumen, penghitungan dengan menggunakan spreadsheet, atau presentasi. OpenOffice 2.2 yang ada di dalam setiap distro Linux terbaru dapat menjadi solusi tanpa harus belajar lagi terlalu lama. Apabila aplikasi perusahaan yang telah ada saat ini dibuat dalam Windows, staf EDP dapat diminta untuk mencoba menjalankan aplikasi tersebut di dalam Linux melalui program Wine yang berfungsi sebagai seakan-akan sebagai Windows.
Jika Anda ingin fokus pada usaha dengan tentram tanpa dikhawatirkan oleh razia yang datang sewaktu-waktu, kini saatnya mencari solusi yang permanen. Kita akan lelah sendiri jika setiap kali harus kucing-kucingan dengan peraturan yang telah diundangkan sejak lama melalui HAKI No 19 Tahun 2002. Untuk itu, beli software yang legal atau berganti ke piranti lunak open-source!

05 August 2007

Menilai Kreativitas Blog

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 5 Agustus 2007)

Perkiraan seorang Pakar Telematika pada awal tahun 2005 mengenai keberadaan Blog hanyalah satu tren semata ternyata tidak terbukti. Bahkan sebaliknya, bukan saja pengguna Blog semakin meningkat tetapi pemanfaatannya sudah merambah pula di bidang bisnis. Bahkan kegiatan pelatihan dengan tema Blog mulai diselenggarakan di mana-mana.

Pada bulan Juli saja, tercatat ada dua perguruan tinggi dan satu lembaga pendidikan di Semarang mengadakan acara pelatihan Blog dengan fokus peserta yang berbeda-beda. Pada tanggal 18-19 Juli, Fakultas Ilmu Komputer (IKOM) UNIKA Soegijapranata menyelenggarakan pelatihan Blog untuk mahasiswa barunya dan masyarakat umum. Sedangkan tanggal 21-22 Juli yang lalu, Unissula mengadakan pelatihan Blog untuk lulusan SMA yang akan masuk ke perguruan tinggi.
Kemudian tanggal 28 Juli, Binus Center mengadakan seminar Membuat Blog untuk Membangun Citra Diri dan Promosi Produk yang dihadiri oleh siswa SMA, mahasiswa, sampai dengan pengusaha. Fenomena ini menunjukkan betapa menariknya Blog bagi masyarakat umum, sehingga berbagai institusi tertarik untuk menyelenggarakannya. Apabila hanya menjadi tren belaka, pemanfaatan dan respon dari masyarakat tentu saja tidak akan lama waktunya.
Apalagi berdasarkan respon dari peserta, mereka justru menyatakan cukup terkejut dengan adanya media Blog yang cukup mudah digunakan oleh orang biasa sekalipun. Sehingga pemanfaatannya tidak akan berhenti sampai pada saat seminar itu saja. Karena meski tidak menguasai pemrograman website, mereka dapat memiliki situs web dengan fasilitas yang cukup lengkap. Tidak diperlukan intelegensia yang tinggi untuk mengelola isi situs Blog.
Bahkan untuk merubah tampilan halaman, tidak diperlukan kemampuan desain grafis sedikitpun. Dengan mengandalkan situs-situs penyedia template Blog, pengguna dapat merubah tampilan muka situsnya dalam hitungan beberapa menit saja. Finalsense.com merupakan salah satu contoh situs penyedia desain Blog yang dapat diunduh secara gratis.
Bagi pengusaha, fasilitas komunikasi yang telah tersedia di dalam media ini, cukup membantu mereka dalam memperoleh feedback dari konsumen. Tersedianya shoutbox maupun kotak komentar dapat menjadi jembatan bagi konsumen menyampaikan pendapat, saran, dan keluhannya dengan mudah. Apabila pendapat-pendapat dari konsumen tersebut dapat dikelola dengan baik akan membawa dampak positif bagi perusahaan.

Lomba Blog 2007
Melihat animo yang cukup besar dari masyarakat terhadap weblog, Fakultas IKOM UNIKA Soegijapranata menyelenggarakan lomba Blog dalam rangka Lustrum pertama fakultas tersebut. Acara ini diselenggarakan mulai 8 Austus sampai 1 September 2007 tanpa dipungut biaya. Merupakan kelanjutan dari lomba Blog yang pertama diadakan oleh Speedy pada tahun 2006.
Unsur yang dinilai dalam lomba Blog 2007 juga mengalami sedikit perubahan dengan memfokuskan penilaian juri pada empat unsur yaitu unsur Keaktifan menulis, Kreativitas, Popularitas, dan Kesesuaian tema. Unsur keaktifan menulis terkait dengan pengertian Blogger yang suka menulis di Blog. Bukan kualitas tulisannya yang dinilai karena tidak semua Blogger berprofesi sebagai wartawan atau penulis buku, yang notabene punya kualitas tulis bagus.
Sedangkan unsur kreativitas terkait dengan kemampuan blogger untuk menarik perhatian pengunjung internet. Unsur ini bisa dilihat dari sisi desain, fasilitas, maupun usaha yang lain. Unsur ketiga yaitu popularitas, ikut menjadi penilaian karena terkait dengan kemampuan Blogger dalam menjalin jaringan teman di seluruh dunia. Semakin banyak jaringan yang dibuat, maka nilai popularitas situs peserta juga semakin meningkat.
Sedangkan yang keempat, unsur kesesuaian tema dinilai untuk lebih memfokuskan peserta pada tema Sharing Knowledge. Tema tersebut dipilih karena rata-rata Blogger diyakini suka berbagi ilmu, pengetahuan, atau pengalaman kepada sesama, meskipun berbeda latar belakang pendidikan.
Apabila hasil sharing pengetahuan yang terkumpul cukup banyak jumlahnya, tentunya akan sangat membantu masyarakat awam memperoleh pengetahuan yang berharga. Apabila ada penerbit buku yang tertarik, kumpulan pengetahuan ini dapat diterbitkan menjadi buku.
Dengan hadiah yang cukup menarik diharapkan dapat membuat banyak Blogger dari seluruh daerah di Jawa Tengah, ikut berpartisipasi dalam berbagi pengetahuan untuk sesama, tanpa memandang status sebagai pengguna pemula maupun pengguna lama. Informasi lebih lengkap mengenai acara ini dapat dilihat melalui situs resmi penyelenggara di http://www.unika.ac.id/fakultas/ikom.
Tertarik? Bergabunglah ke dalam lomba ini! Mulailah mengumpulkan berbagai hal yang Anda miliki untuk dibagikan kepada sesama.