"Ada banyak cara yang membuat Pokemon datang ke suatu lokasi, sehingga pemain tidak perlu berkejaran dengan cara-cara yang membahayakan diri."
FENOMENA gamePokemon Go saat ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada pihak-pihak yang khawatir dengan data geospasial yang disimpan oleh server pembuat game, ada yang mengkhawatirkan efek kecanduan yang ditimbulkan, ada pula yang mengkhawatirkan waktu kerja yang tersita karena digunakan untuk memainkan Pokemon Go.
Jika dilihat dari sisi teknologi, game dengan jenis Augmented Reality (AR) sebetulnya bukan hal baru. Augmented Reality menggabungkan lingkungan nyata dengan karakter atau objek di dalam game sehingga keduanya tampak terkait satu sama lain.
Teknologi dan jenis gameini sudah bisa ditemukan sejak beberapa tahun lalu. Namun baru meledak saat tokoh Pokemon menjadi karakter dalam permainan tersebut. Sebagai sesuatu hal yang dianggap baru, Pokemon Go menjadi perbincangan di masyarakat pengguna media sosial.
Tak ayal, banyak orang yang kemudian ingin tahu agar tidak dianggap tertinggal dalam pembicaraan. Ditambah lagi, game ini secara resmi belum dirilis untuk publik di Indonesia. Sehingga bisa memiliki sesuatu hal yang baru dan belum resmi tersedia merupakan tantangan dan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
Pada prinsipnya Pokemon Go sama dengan gamegame yang lain. Memang yang membedakan, game dengan jenis Augmented Reality (AR) tidak banyak ditemui seperti halnya game lainnya. Sehingga jenis game yang baru dirasakan menarik bagi orang-orang. Terlebih, stimulasi publisitas di media sosial dan media massa semakin mendorong masyarakat untuk memainkan.