Oleh: Prof. Dr. F. Ridwan Sanjaya, MS.IEC, Rektor dan Guru Besar Sistem Informasi Unika Soegijapranata
DALAM beberapa tahun terakhir ini, manusia dihadapkan dalam berbagai disrupsi yang terjadi di hampir semua bidang kehidupannya. Awalnya dianggap sebagai kekacauan (chaos) namun pada akhirnya menjadi normalitas baru (new normality) yang dianggap biasa dan dijalani menjadi kebiasaan baru. Hal ini juga kita lihat pada dunia pendidikan pada saat dunia diterpa wabah Covid-19. Banyak sekolah yang sebelumnya cukup nyaman dengan pembelajaran tatap muka dibuat kocar-kacir tidak berdaya karena tidak pernah menyiapkan rencana cadangan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, salah satunya ketika sekolah dipaksa tidak bisa bertatap muka secara langsung.
Berbagai reaksi muncul dalam menyikapi hal tersebut, ada yang langsung siap mengalihkan menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring), ada yang baru bergegas mempersiapkan infstruktur, ada pula yang mencari-cari cara yang cepat dan mudah untuk menyampaikan materi ke anak-anak didiknya, atau bahkan ada yang hanya sekedar memberi tugas secara beruntun seperti tidak pernah ada akhirnya. Namun hal ini terpaksa dilakukan sebab berdiam dan tidak melakukan apa-apa justru resikonya lebih besar.