(Beritagar, Telatah - 23 Januari 2019)
Tahun 2018 yang penuh antusiasme dan hingar bingar teknologi baru maupun cara-cara baru dalam berbagai aktivitas masyarakat modern ternyata menyisakan tanda tanya keberlanjutannya. Namun filsuf Yunani Heracletos (540-480 SM) telah jauh-jauh menyatakan bahwa nothing endures but change, atau tiada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.
Artinya, inovasi-inovasi yang tercipta hanya baru pada masanya saja dan tetap bisa tergantikan dengan yang lebih baik. Tidak ada yang abadi.
Mengikuti perubahan yang tiada henti seringkali menciptakan kelelahan bahkan keputusan untuk berhenti. Obrolan selama perjalanan pulang dengan sopir taksi bandara yang berusia 62 tahun menyiratkan bahwa dirinya sudah tidak sanggup lagi mengikuti perkembangan taksi sekarang ini. Meskipun setahun yang lalu taksinya juga telah dipasang aplikasi pemesanan secara daring, akhirnya dia menyerah dan mengambil keputusan untuk berhenti dari taksi konvensional, kemudian bergabung dengan taksi bandara yang tidak dikejar-kejar setoran.
Alasannya, dia merasa cara yang baru tersebut lebih cocok untuk generasi yang baru. Meskipun dirinya sudah berusaha belajar sekuat tenaga, tetap saja tidak tak satupun kebiasaan baru bisa dijalaninya. Ia memilih menepi dari hiruk pikuk arus utama dan menjalani pola kerja yang lebih sesuai dengan dirinya, serta melayani captive market yang seringkali juga memilih tidak berubah atau tidak bisa berubah.