14 February 2021

Suara Merdeka untuk Generasi Kekinian

(Suara Merdeka, Halaman Utama 11 Februari 2021)

Perkembangan teknologi informasi tidak bisa dipungkiri telah banyak menggerus eksistensi media cetak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Bukan hanya karena akses informasi bisa diperoleh secara real-time melalui gadget maupun kebiasaan generasi muda yang sehari-harinya mendapatkan berbagai informasi dari gadget, tetapi juga karena cara untuk mendapatkan media cetak umumnya harus melalui berbagai perantara seperti agen koran, penjual koran, atau loper koran. Biaya kertas dan cetak yang terus naik juga menjadi perhatian tersendiri dalam biaya produksi.

Menghilangkan perantara, meminimalkan biaya, dan mempercepat proses merupakan kelebihan teknologi yang selalu disebutkan dalam rantai pasokan atau seringkali disampaikan pada saat menceritakan kisah sukses perusahaan berbasis teknologi di awal abad 21. Dalam survei AC Nielsen juga disebutkan jumlah pembaca media online di tahun 2020 sudah mencapai 6 juta orang, atau lebih banyak dibandingkan pembaca media cetak yang sebanyak 4,5 juta orang.

Beberapa tahun terakhir ini, beberapa media cetak di Indonesia juga akhirnya memutuskan berhenti atau berpindah ke dalam wujud digital. Apakah media online harus menjadi akhir dari media cetak? Apakah disrupsi digital tidak bisa dihindarkan dari media cetak? Berbagai pertanyaan ini juga muncul pada saat Suara Merdeka menginjak usianya yang ke-71.