(Suara Merdeka – Halaman Teknologi, Senin 16 Juni 2014)
Selama ini, game seringkali divonis sebagai penyebab penurunan prestasi belajar siswa, peningkatan agresivitas pemainnya, dan penurunan kualitas kehidupan sosial. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun dengan sedikit pergeseran, diharapkan hasilnya akan menjadi positif.
Pada tingkat kecanduan game yang parah, seringkali pemain lebih tertarik untuk menuntaskan permainannya daripada mengikuti proses pembelajaran di sekolahnya. Bahkan karena keinginannya yang kuat untuk menyelesaikan setiap tingkat dalam permainan tersebut, seseorang menjadi lebih agresif.
Bahkan tanpa sadar, dia juga mempelajari kekerasan. Semakin jahat dan brutal, semakin cepat pemainnya menyelesaikan pertarungannya. Beberapa teknik cheat untuk mendapatkan kemenangan dalam permainan juga tanpa terasa telah menghalalkan kecurangan sejak masih kecil.