02 January 2007

Optimalkan Situs Pemerintah Daerah

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 24 Desember 2006)

Melihat iklan kantor pajak di televisi mengenai penerapan e-Registration, e-Filling, MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak), dan e-SPT timbul decak kagum atas keseriusan kantor pajak dalam memberikan akses dan kemudahan dalam berinteraksi dengan mereka melalui media internet.


Jika semula banyak pihak menganggap penerapan hal-hal yang berhubungan dengan digitalisasi prosedur pemerintahan belum bisa diterapkan di Indonesia, ternyata kantor pajak mampu membuktikan sebaliknya. Bukan hanya terbuka dalam menampilkan informasi mengenai prosedur yang ada di kantor tersebut, tetapi juga menyediakan aplikasi yang bisa diakses langsung melalui internet.
Seandainya hal tersebut juga terjadi pada situs-situs yang dibangun oleh setiap pemerintah daerah, tentunya hal ini akan memudahkan masyarakat dan dunia bisnis. Karena pada dasarnya semangat yang dibawa oleh penerapan e-Government adalah kemudahan dan transparansi. Masyarakat dapat dengan jelas mengetahui prosedur pengurusan dokumen-dokumen yang diinginkan dan mudah dalam mengurusnya karena berbagai formulir telah tersedia di website pemerintah daerah yang bersangkutan serta dapat diolah secara langsung melalui mekanisme elektronik yang ada di dalam website.

Masyarakat juga ikut dicerdaskan dengan adanya sistem seperti di atas karena berbagai prosedur termasuk lamanya waktu pengurusan dokumen dapat dengan jelas ditelusuri melalui media website. Hal ini akan memudahkan setiap kepala daerah mensosialisasikan kebijakan pemerintahannya yang bersih secara nyata.
Dengan adanya fasilitas forum diskusi online yang telah umum ada di internet, kepala daerah dan institusi juga dapat berkomunikasi dengan warganya tanpa harus membangun infrastruktur SMS premium. Namun kecenderungan yang ada di dalam beberapa situs pemerintah daerah, forum diskusi yang disediakan lebih ditujukan “dari rakyat untuk rakyat”. Masukan dan keluhan dilontarkan oleh rakyat namun dijawab sendiri oleh rakyat yang lain. Sehingga akhirnya menjadi ruang gosip antar warga, bukan media komunikasi pemerintah daerah dan rakyat secara dua arah.

Berbagai permasalahan yang ada dalam penerapan e-Government akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam seminar e-Government “Meningkatkan Layanan Publik dan Efisiensi Pemerintah” di UNIKA Soegijapranata pada tanggal 10 Januari 2007 oleh Program Magister Lingkungan dan Perkotaan, dengan pembicara utama pakar internet Onno W. Purbo.

Terbuka Akses bagi Wisatawan
Apabila pemerintah daerah serius dalam menggarap situsnya, banyak hal positif lain yang dapat diperoleh antara lain terbukanya akses bagi wisatawan untuk melihat potensi-potensi pariwisata yang dapat dikunjungi dan Asosiasi Pariwisata Indonesia (Asita) untuk menawarkannya. Dengan media website, informasi tidak lagi terbatas pada brosur yang hanya sanggup menampung beberapa lokasi saja dan gambaran yang luas atas setiap lokasi wisata. Karena media website mampu menampilkan berbagai dokumen multimedia, tentu saja tampilan yang disajikan akan lebih interaktif.
Setiap daerah dapat menampilkan lokasi wisata unggulannya untuk menarik wisatawan agar datang ke daerahnya. Selain itu, agenda budaya tahunan yang umumnya ditunggu oleh turis mancanegara sangat perlu untuk ditampilkan. Seringkali setiap daerah memiliki banyak acara budaya tahunan namun lupa untuk mempublikasikannya di dalam media internet.
Tentunya informasi yang ditampilkan bukan hanya dalam bahasa Indonesia saja, tetapi juga bahasa internasional karena sasaran pemasaran bukan hanya wisatawan domestik. Dengan informasi yang jelas dan detail, termasuk akses transportasi menuju ke lokasi wisata, tentunya akan membuat calon wisatawan merasa aman untuk menuju ke sana.
Selain pariwisata, terbuka juga potensi investasi yang ada di setiap daerah melalui situs pemerintah daerah. Informasi untuk dibutuhkan oleh para pengusaha, baik lokal maupun mancanegara, untuk datang kulakan ataupun menanamkan investasinya di setiap daerah. Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, bahasa Inggris harus disediakan agar dapat diakses secara global. Sehingga investor asing juga dapat melihat peluang yang ada di masing-masing daerahnya.

Bahasa Inggris Penting
Saat ini beberapa situs pemerintah daerah memang telah menyediakan informasi dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Namun kecenderungan yang ada di setiap situs dua bahasa, informasi berbahasa Indonesia memang di-update secara berkala namun informasi berbahasa Inggris seringkali hanyalah basa-basi yang tidak pernah di-update sejak situs tersebut pertama kali diluncurkan.
Tidak heran, pemasaran daerah dengan cara konvensional, dengan mengunjungi negara lain atau mengundang negara lain, masih dipandang lebih efektif. Karena media internet yang seharusnya lebih memudahkan dalam menyampaikan informasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun non-stop tidak digunakan secara maksimal.
Seyogyanya kantor pengelola yang membidangi hal ini di setiap daerah juga mempersiapkan tenaga untuk selalu memperbarui informasi juga dalam bahasa Inggris. Dengan tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia yang berkisar 18 juta penduduk atau 8,1% dari populasi (sumber: www.internetworldstats.com), sasaran pembaca situs lebih efektif jika bukan hanya ditujukan untuk domestik saja. Fokus ke pembaca internasional sangat penting untuk mendatangkan devisa luar negeri dari wisatawan asing maupun investor mancanegara.

Melihat Kebutuhan
Kesan seadanya atau bahkan “yang penting ada” dalam menyediakan website pemerintah daerah masih sering terasa. Apalagi di beberapa daerah menggunakan sistem beli-putus dalam pengadaan website pemerintah. Dengan membeli software yang telah jadi, umumnya berupa Content Management System (CMS) yang telah permanen fitur-fiturnya, berbagai kebutuhan pemerintah daerah tidak ter-cover di sana.
Seringkali bukan potensi daerah yang ditampilkan, namun berita-berita dari situs lain yang dimunculkan. Foto-foto kunjungan kerja ditampilkan, namun foto-foto lokasi wisata justru terabaikan. Hal ini bukan hanya menunjukkan pemerintah daerah yang bersangkutan belum siap, tetapi juga belum tahu manfaat yang dapat diperoleh melalui keseriusan pengelolaan website pemerintah.
Jika pengadaan situs pemerintah daerah berangkat dari kebutuhan di daerah yang bersangkutan, manfaat situs tersebut akan makin dapat dirasakan oleh pengunjungnya, baik masyarakat setempat maupun luar negeri. Contoh kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan untuk menarik investor asing. Situs Gorontalo bahkan secara tegas menampilkan janjinya untuk memberikan kenyamanan investasi bagi investor yang mau datang ke sana, selain informasi berbagai potensi daerah yang bisa dikembangkan oleh calon investor.
Kebutuhan yang lain dapat berupa menarik wisatawan untuk datang ke daerahnya dengan menampilkan foto-foto lokasi wisata, akses transportasi menuju ke tempat wisata, lokasi hotel beserta tarif yang jelas, agenda budaya tahunan dan foto-foto kegiatannya.
Dan jangan lupa terhadap kebutuhan untuk melayani masyarakat setempat melalui informasi prosedur yang transparan beserta biaya yang jelas, formulir-formulir yang dapat di-download, informasi program-program pemerintah, dan penyediaan forum diskusi online antara pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan untuk mengukur kinerja website tersebut, perlu ditambahkan web-counter atau web-stat dengan fasilitas bukan hanya melihat jumlah pengunjung semata tetapi juga melihat asal negara yang mengunjungi. Dengan begitu pemerintah daerah akan dapat mengevaluasi sejauh mana kebutuhan tersebut sesuai dengan pencapaian berdasarkan statistik pengunjung yang ada.

2 komentar:

Anonymous said...

Hehehehe....
bikin website sih gampang..
yang susah tu ngisi konten-nya..

Anonymous said...

Salam kenal, Pak..

Pajak emang bukan main seriusnya menerapkan e-goverment. Sampe2 bbrp waktu lalu ngadain lomba bikin website pajak. hadiahnya 10 juta lagi!! sayang gak sempet ikut :(

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...