Pada hari Rabu, 27 Desember 2006 yang lalu semua akses internet dari Indonesia ke luar negeri tiba-tiba terganggu, bahkan terhenti. Situs-situs terkenal seperti Yahoo.com, Google.com, Msn.com, dan lainnya gagal diakses. Beberapa pengguna internet yang bergantung pada beberapa webmail luar negeri dalam mengelola e-mailnya sempat kebingungan. Berkat adanya beberapa jalur POP3 dan SMTP yang masih bisa diakses dari beberapa provider e-mail, aktivitas menerima dan berkirim surat elektronik dapat sedikit terbantu namun bergerak lamban.
Gangguan ini juga dialami oleh pengguna internet di Asia yang ingin mengakses situs-situs yang servernya terletak di luar negaranya. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa kabel serat optik di bawah laut Taiwan akibat gempa 7.1 SR yang melanda Taiwan pada hari Selasa malam. Padahal kabel serat optik tersebut merupakan backbone jalur utama komunikasi internasional yang menghubungkan beberapa negara Asia ke luar negeri.
Pada kondisi itu, pengguna internet di negara-negara Asia terutama Indonesia praktis sempat terisolir dari website luar negeri. Mereka hanya dapat mengakses situs-situs yang lokasi servernya di dalam negeri karena jalur komunikasi di dalam negeri masih bekerja normal. Padahal tidak banyak situs lokal yang terbangun atau bahkan dapat diandalkan oleh pengguna internet di Indonesia.
Meskipun berbagai pihak akhirnya berhasil dilakukan re-route trafik ke jalur lain dengan kapasitas terbatas, sudah saatnya pengguna dan pengembang internet di Indonesia menyadari. Ketergantungan pada akses konten di luar negeri bukan hanya memperbesar biaya belanja bandwidth ke luar negeri tetapi juga mampu menghentikan aktivitas rutin ketika hal-hal yang tidak terduga semacam ini. Tak seorangpun pernah membayangkan jalur utama komunikasi internasional akan terganggu.
Membangun Konten Lokal
Berbagai kebutuhan pengguna lokal hendaknya mulai ditangkap oleh pengembang konten di dalam negeri, antara lain e-mail gratis, mesin pencari, situs pertemanan, weblog, konsultasi, dan masih banyak lagi. Bukan hanya karena strategi menghemat dollar untuk belanja bandwitdh luar negeri, tetapi juga karena saat ini adalah kesempatan yang tepat untuk membangkitkan konten lokal dan mempertipis ketergantungan konten luar.
Saat ini sudah ada beberapa penyedia e-mail gratis di Indonesia namun dengan berbagai keterbatasan yang sengaja dibuat antara lain hanya bisa diakses melalui web, menerima dan mengirim e-mail melalui POP3 dan SMTP hanya bisa dilakukan dengan ISP tertentu, atau akses yang sangat lambat. Iklan seringkali menjadi alasan sebuah provider hanya menyediakan web sebagai satu-satunya media untuk membaca e-mail. Padahal iklan juga dapat dikirim melalui e-mail berdasarkan kesepakatan yang disetujui pelanggan.
Beberapa tahun yang lalu, terdapat beberapa situs mesin pencari di Indonesia yang cukup populer namun akhirnya ditinggalkan pengguna lokal karena keterbatasan data dan teknik pencarian. Apabila pengembang dapat mengaktifkannya datanya kembali dan memperkaya teknik pencariannya, situsnya bisa menjadi alternatif mesin pencari terutama pada saat terisolir dari mesin pencari luar negeri.
Di tengah-tengah dominasi konten luar, Kandatel Telkom Semarang bersama salah satu pengembang konten lokal di Semarang berencana akan meluncurkan situs pojokKita.com pada awal tahun 2007. Situs ini membidik remaja sebagai target pengunjungnya. Dengan konten berupa konsultasi psikologi remaja (curhat cinta), remaja dan seks, serta permasalahan komputer, diharapkan dapat mengisi celah kebutuhan masyarakat serta menstimulasi pertumbuhan konten di Jawa Tengah berdasarkan animo lokal.
Jangan Sekedar Ada
Agar tidak mengulang sejarah kehancuran perusahaan dot com yang juga terjadi di Indonesia, keseriusan dalam mengelola dan performa yang disajikan harus menjadi fokus utama dalam memuaskan pengguna. Kebutuhan lokal harus menjadi alasan utama membangun konten di dalam negeri. Tanpa adanya kebutuhan dari masyarakat, suatu produk akan gagal setelah diluncurkan.
E-mail sebagai salah satu kebutuhan utama pengguna internet dapat menjadi konten lokal potensial yang dapat digunakan untuk menarik masyarakat. Ibarat toko-toko di sepanjang jalan Malioboro, konten-konten lokal tersebut harus dapat menarik perhatian para pengguna internet yang sedang berselancar di jalur internet dalam negeri. Berbagai fitur yang dibutuhkan oleh masyarakat jangan sampai tidak ter-cover di dalamnya.
Dukungan Telkom dan penyedia jasa layanan internet lainnya sangat dibutuhkan oleh pengembang konten lokal dalam pembangunan konten lokal yang diminati di dalam negeri, baik berupa mitra maupun sponsor. Dengan memanfaatkan jalur internet di dalam negeri yang telah terbangun antara Telkom, Indosat, dan Satelindo di dalam IIX (Indonesia Internet eXchange) dan memperbanyak peering (jalan tol internet) antar ISP, akses terhadap konten lokal akan lebih cepat dan trafik penggunaan link internasional dapat dikurangi sehingga anggaran belanja bandwidth luar negeri dapat direduksi.
1 komentar:
bagus juga idenya mas ridwan ini,ingin mengembangkan konten lokal.ak stuju banget krna bisa menghemat duit (kita negara yg kaya tapi slalu berhemat yah :) ) , tapi ada beberapa hal mas yaitu
masalahnya konten2x lokal yang kita punya itu kbanyakan 'ga mutu' alias 'byk ambil sumber dari luar' lebih parahnya lagi itu situs sampe jarang di update.. apalagi utk blajar IT,krna 95% bahan blajaran IT itu pasti dari konten luar dan klo hanya mengandalkan dari konten dalem aja so pasti ktinggalan trus alias katrok. :D
indo tu masi perlu dan butuh byk blajar dari luar.
jadi ak rasa indo tu masi blum siap utk bisa mengandalkan konten lokal..paling klo hnya skedar site2 entertaimnt yah bisa diblng mantap lah(bisa diandlkan)
termasuk i'am (yg blum bisa leps dari konten luar) :)
Post a Comment