18 October 2012

Heroisme dalam Game

(Suara Merdeka – Wacana Lokal, Sabtu 15 Oktober 2012)

 

Wacana Heroisme dalam Game Pertempuran Lima Hari di Semarang yang dimulai pada 15 Oktober 1945 merupakan rangkaian peristiwa sejak kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sama seperti reaksi rakyat Indonesia di kota-kota lain, pemuda dan rakyat di Semarang berusaha melucuti tentara Jepang yang saat itu bermarkas di Jatingaleh.

Namun karena Mayor Kido menolak dan beberapa tentara Jepang yang ditawan oleh pemuda Semarang melarikan diri bergabung dengan batalion Kidobutai pimpinan Kido, suasana kota memanas. Rakyat bergerak melakukan serangan secara terpisah dan bergerilya terhadap tentara Jepang. Hasilnya beberapa tentara Jepang dijebloskan ke penjara Bulu.
Sebaliknya, tentara Jepang melakukan serangan mendadak ke reservoir Siranda yang dijaga polisi istimewa karena merupakan satu-satunya sumber air minum di Semarang. Kemunculan berita tentara Jepang menebarkan racun di reservoir tersebut, membuat dokter muda Kariadi berusaha memeriksa kebenarannya.
Namun dalam perjalanan ke lokasi, mobilnya disetop tentara Jepang di Jalan Pandanaran dan Dokter Kariadi ditembak bersama tentara pelajar yang menyertai. Nyawanya tidak tertolong meskipun sempat dibawa ke rumah sakit pada 14 Oktober malam harinya. Hal itu mengakibatkan kemarahan pemuda dan rakyat Semarang.
Salah satu daerah yang menjadi medan pertempuran hebat berlokasi di radius 10 kilometer dari daerah yang sekarang ini dibangun monumen Tugumuda. Perundingan antara Jepang dan Mr Wongsonegoro akhirnya menghasilkan penghentian pertempuran yang sudah berlangsung hebat selama 5 hari, bersamaan mendaratnya tentara Sekutu di Semarang.