02 April 2020

Kuliah Daring, Jangan Repot

(Suara Merdeka, Wacana Nasional 2 April 2020)


"Diskusi bisa bersifat real-time maupun dengan rentang waktu tertentu. Sehingga, evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara tepat meskipun dengan kondisi terbatas."

KONDISI saat ini tentu tidak pernah kita harapkan. Tak heran banyak rencana tiba-tiba berubah atau bahkan ditiadakan. Kadangkala rencana cadangan juga tidak pernah disiapkan karena tidak terbayangkan sebelumnya. Hal ini dialami oleh beberapa sekolah dan kampus yang mendadak pindah ke pembelajaran daring. Sebab untuk melanjutkan ke pembelajaran tatap muka sangat tidak dimungkinkan.

Beberapa sekolah dan kampus yang telah mempersiapkan pembelajaran daring sejak lama, tentu saat ini menghadapi kejutan dan kenyataan bahwa mahasiswa membutuhkan kuota internet secara masif untuk mengikuti kuliah daring secara massal.
Bagi pemilik infrastruktur pembelajaran daring juga akan dikejutkan dengan lonjakan beban akses dari dosen dan mahasiswa pada saat kuliah bersama-sama. Namun hal ini jauh lebih beruntung dibandingkan dengan sekolah dan kampus yang tidak memiliki infrastruktur atau perencanaan sebelumnya.
Beberapa kampus berhasil mengajak kerja sama operator-operator telepon seluler skala besar untuk mendukung kebutuhan kuota internet yang tidak biasa, dengan cara menambahkan kuota gratis rata-rata sebesar 30 gigabyte (GB) untuk satu bulan melalui program Corporate social responsibility (CSR).

Bagi pengguna internet rumahan tentu tidak jadi masalah karena ratarata penyedia jasa layanan internet tersebut tidak memberikan batasan kuota internet dalam satu bulan. Sehingga, siswa dan mahasiswa pengguna internet rumahan tidak mengalami kendala seperti pengguna kuota internet telepon seluler.
Sedangkan bagi sekolah dan kampus yang tidak merencanakan pembelajaran daring sebelumnya, sebaiknya juga tidak cemas. Pengelola pendidikan cukup memilih salah satu platform yang paling mudah dan didukung oleh kuota gratis semua operator telepon seluler.

Diskusi
Pada prinsipnya, pertemuan tatap muka bisa saja diganti dengan pertemuan virtual secara interaktif maupun satu arah, namun diimbangi dengan diskusi. Pelaksanaan diskusi bisa bersifat real-time maupun dengan rentang waktu tertentu. Sehingga, evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara tepat meskipun dengan kondisi terbatas.
Terlepas dari adanya ujian akhir ataupun tidak, keberadaan pembelajaran daring akan banyak membantu siswa atau mahasiswa untuk tetap mendapatkan haknya dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Juga membantu mereka untuk tetap berinteraksi dengan sekolah dan teman-temannya secara virtual.
Pada kenyataannya, tidak ada pendekatan yang paling sempurna dalam kondisi darurat saat ini. Namun lebih baik tidak sempurna daripada tidak sama sekali. Kemampuan guru dan dosen akan teknologi informasi yang terbatas dan beragam dapat diberikan kebebasan dalam memilih alternatif yang ada dan didukung oleh operator telepon seluler, agar bukan hanya mudah bagi pengajar, tetapi juga tidak memberatkan bagi mereka yang diajar.
Untuk itu sekolah dan kampus perlu mencermati aplikasi dan platform pembelajaran daring apa saja yang didukung oleh operator telepon seluler. Sebaiknya, tidak perlu lagi mengembangkan platform sendiri yang akan berakibat mundurnya proses pembelajaran.
Adapun bagi sekolah atau kampus yang telah didukung oleh operator telepon seluler, akan sangat bijaksana untuk memanfaatkan keistimewaan tersebut. Di samping memudahkan siswa atau mahasiswa, pengelola sekolah ataupun kampus dapat mencurahkan fokus kepada satu platform yang bisa dikuasai secara maksimal oleh dosen maupun mahasiswa. Kegiatan troubleshoting juga bisa diselenggarakan dengan lebih mudah oleh pengelola apabila platform yang digunakan telah pasti dipilih.
Kita tidak tahu kapan wabah ini akan berakhir, namun tetap selalu berharap segera kembali seperti sediakala. Namun berbuat maksimal dalam tanggung jawab pembelajaran jangan menunggu ketika kondisi menjadi normal kembali. Justru saat ini kita bisa menunjukkan tanggung jawab yang terbaik meskipun kondisi sedang tidak baik. (46)

Prof Dr F Ridwan Sanjaya, Guru Besar Sistem Informasi Unika Soegijapranata

Tautan:


0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...