02 December 2006

Warnet plus Wi-Fi *

(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 26 November 2006)

Akhir tahun ini pengguna internet di Semarang serasa dimanjakan oleh beberapa penyedia jasa internet yang tengah gencar-gencarnya mempromosikan produk barunya. Dengan turunnya harga akses tersebut, konsumen dapat menikmati internet dengan frekuensi yang lebih tinggi.

Star One melalui kartu prabayar Jagoan menawarkan akses internet dengan tarif Rp. 200/MB. Apabila aktivitas rutin Anda hanya membutuhkan 5 MB dalam satu hari, maka biaya yang akan dikenakan hanya sekitar Rp. 1.000. Sehingga pengeluaran total untuk kebutuhan sebulan hanya berkisar Rp.30.000.
Biaya yang sangat murah apabila dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan internet selama ini. Namun untuk menghitung biaya yang sebenar-benarnya diperlukan kalkulasi yang matang atas pemakaian internet selama ini karena hitungan biaya didasarkan pada ukuran download/upload konten di internet, bukan waktu pemakaiannya.
Sedangkan Speedy melalui program promonya, menurunkan harga abonemen hingga 40%. Biaya registrasi yang semula Rp. 150.000 saat ini tidak lagi dikenakan. Pelanggan Speedy Limited Personal yang semula ditarik biaya Rp. 300.000/bulan untuk kuota 750 MB saat ini turun menjadi Rp. 180.000 dengan kuota 1000 MB. Sedangkan untuk kelebihan pemakaian yang semula dikenakan Rp. 700/MB menjadi Rp. 500/MB.

Meskipun saat ini program tersebut hanya dibatasi sampai dengan akhir tahun 2006, bukan tidak mungkin harga tersebut akan terus berangsur-angsur turun mengingat ketatnya persaingan bisnis jasa internet dan rencana pembuatan backbone internet internasional yang mandiri dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Meskipun biaya akses saat ini sudah lebih murah dibandingkan waktu sebelumnya, internet tampaknya masih belum dapat menjangkau kebutuhan sehari-hari setiap pelanggan. Penurunan biaya akses internet akan selalu dibutuhkan dan juga dapat menstimulasi pelanggan dalam meningkatkan frekuensi penggunaannya. Karena kebutuhan internet di masyarakat saat ini sudah tercipta dan terus meningkat namun frekuensinya terbatasi oleh tingginya biaya kumulatif yang masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat.
Perlu adanya terobosan untuk memecahkan solusi kebutuhan masyarakat dalam mengakses internet agar akses internet dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat dan digunakan setiap hari.

Warnet Plus
Warung internet (warnet) yang secara prinsip merupakan usaha untuk membagi biaya tetap dalam akses internet merupakan salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan biaya. Dengan banyaknya jumlah pengguna, biaya tetap akses internet yang semula besar dapat dibagi-bagi sehingga menjadi lebih murah untuk satu pelanggan. Bahkan seiring meningkatnya persaingan dan strategi bisnis masing-masing warnet, fokus warnet tidak lagi pada penurunan biaya semata tetapi juga pada kualitas akses.
Namun solusi tersebut tampaknya belum dapat menjangkau konsumen rumahan yang lebih menyukai mengakses internet melalui tempat tinggalnya. Selain lebih nyaman karena setiap kali terdapat kebutuhan dapat langsung mengakses internet; privasi dan perasaan lebih aman juga dibutuhkan oleh konsumen jenis ini. Apabila setiap warnet dapat melayani kebutuhan perumahan di sekitarnya, tentunya pendapatan plus yang bersifat tetap akan dapat diperoleh.
Jika hanya mengandalkan konsumen yang datang ke warnet, sebuah warnet akan selalu mempunyai kekhawatiran atas pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Konsumen perumahan dapat menjadi andalan dalam penghasilan tetap warnet setiap bulannya. Selain itu, persoalan pembelian software tidak lagi menjadi masalah bagi warnet karena klien memanfaatkan komputernya masing-masing. Warnet tidak perlu menambahkan PC untuk mengembangkan sisi bisnis ini.

Menggunakan WiFi
Selain menggunakan kabel UTP atau LAN yang umumnya digunakan untuk berbagi akses internet, warnet dapat memanfaatkan teknologi nirkabel. Penggunaan WiFi selain lebih aman dibandingkan pemanfaatan kabel, instalasi ke konsumen perumahan tidak terlalu rumit. Warnet hanya perlu menyediakan wireless router dan antena yang digunakan untuk memancarkan sinyal internet ke pelanggan.
Antena yang digunakan dapat berupa antena Omnidirectional yang mempunyai daya jangkau 1-5 kilometer dan dapat melayani area 360 derajat dari antena atau antena Sectoral yang mempunyai daya jangkau 6-8 Kilometer namun hanya dapat melayani area 90 sampai 180 derajat dari antena. Investasi untuk kepentingan ini cukup rendah karena biaya untuk penyediaan router dan antena hanya berkisar 2 juta sampai 5 juta rupiah.
Apabila konsumen yang dilayani cukup dekat dengan lokasi pemancar, maka hanya dibutuhkan perangkat klien untuk menangkap Wi-Fi berupa adapter PCI, USB, PCMCIA, dan Compact Flash (CF) dengan harga bervariasi mulai dari 200 ribu sampai 600 ribu rupiah. Jika memiliki laptop, Anda tidak perlu menambahkan peralatan tertentu karena laptop saat ini umumnya telah dilengkapi dengan perangkat klien Wi-Fi. Namun jika jarak antara konsumen dan pemancar cukup jauh, dibutuhkan antena luar untuk memperkuat tangkapan sinyal Wi-Fi.

Kontrol dan Keamanan
Jumlah pengguna yang tidak terkontrol merupakan salah satu kekhawatiran dari penyedia layanan ini. Setiap pelanggan perumahan dapat membagi akses internet yang diperolehnya ke anggota keluarga lain sehingga pemakaian menjadi tidak wajar dan merugikan warnet penyedia.
Hal ini dapat diatasi dengan menetapkan pembagian badwitdh pada setiap konsumen dan mengaktifkan fitur keamanan pada router. Umumnya standar keamanan yang diterapkan adalah pembatasan akses melalui MAC address atau alamat fisik kartu LAN yang sifatnya unik. Pada jenis router terbaru, fitur keamanan AAA (Authentication, Authorization, Accounting) umumnya telah disediakan.
Fitur tersebut menggabungkan kontrol keamanan melalui MAC address dan RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Services). Tanpa adanya MAC address yang valid atau telah terdaftar, konsumen tidak dapat login melalui RADIUS. Dengan adanya proteksi ganda ini, kemungkinan adanya penyusup semakin kecil.
Dengan adanya jaminan keamanan yang cukup kuat dari teknologi router saat ini, kekhawatiran penyedia jasa internet nirkabel dapat diminimalkan. Melalui pemasaran yang agresif, penetapan harga bulanan yang wajar, dan pelayanan yang bagus seperti yang telah diberikan saat ini, warnet akan tetap dapat bertahan tanpa mempunyai satu PC-pun di dalam kantornya. Dengan begitu warnet juga tidak akan dipusingkan dengan pembelian software. Pengguna internet senang, warnet-pun tenang.

*) Konsep ini bukan merupakan hal baru namun sudah diungkapkan beberapa kali oleh Onno W. Purbo melalui ide RT/RW Net-nya. Namun perlu disegarkan kembali agar tetap menjadi pilihan alternatif warnet yang saat ini selalu dilanda masalah.

2 komentar:

Anonymous said...

mas ridwan, sngat menarik tulisan ttg warnet wifinya. saya awan dalam hal internet, jadi comment saya adalah pertanyaan. Saya ingin "menjual" koneksiinternet di warnet saya ke pelanggan (-/+15) dgn jarak <5km, nah saya ingin tau peralatan apa saja yg harus saya sediakan, dan juga peralatan apa saja yang harus disediakan masing2 pelanggan. trimakasih mas ridwan.
-ruliandaru@yahoo.co.id-

sachroel said...

artikel nya menarik banget....tambah2 ilmu nih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...