(Suara Merdeka Minggu - Rubrik Konek 20 April 2008)
Dalam berbagai kesempatan, seorang pakar telematika sering menyebut-nyebut Hacker dan Blogger sebagai pelaku berbagai aktivitas negatif di internet. Meskipun bukan sekali ini saja hacker menjadi kambing hitam pada setiap kejadian, namun betulkah Blogger juga terlibat?
Beberapa waktu yang lalu, situs milik Depkominfo diserang dan berganti muka. Kasus yang sering disebut sebagai defacing ini memang sering terjadi di dunia internet, baik pada saat muncul ketegangan pihak-pihak tertentu ataupun pada saat kondisi normal.
Umumnya, server website dengan tingkat keamanan yang rendah akan dengan mudah disusupi dan berganti wajah. Kejadian-kejadian sejenis ini juga sempat terjadi pada saat ketegangan antara Indonesia dan Malaysia, terkait persoalan klaim budaya.
Hacker selalu menjadi sebutan populer ketika orang-orang tersebut berhasil melakukan aktivitasnya memasuki sistem komputer orang lain. Menurut Eric Raymond, penulis The New Hacker's Dictionary, hacker merupakan programmer yang pintar dan mahir. Istilah cracker sebetulnya lebih tepat untuk pelaku aktivitas tersebut.
Meskipun tidak terlalu tepat, sebutan ini akhirnya diterima oleh kalangan luas sebagai istilah yang umum. Namun ketika Blogger disebut-sebut ikut juga berperan dalam aktifitas hacker, muncul tanda tanya besar mengenai definisi dan aktivitas Blogger. Apakah betul Blogger juga termasuk dalam golongan hacker?
Profil Blogger
Blogger atau penulis Blog saat ini cukup banyak dan makin meluas keberadaannya. Bahkan prediksi salah seorang pakar pada tahun 2005 bahwa Blog hanya akan menjadi tren sesaat, tampaknya tidak terbukti. Berdasarkan data dari Technorati.com, jumlah Blog yang ada di internet meningkat 2-3 kali dalam setahun.
Bahkan penggunaannya tidak lagi terbatas pada aktivitas curhat belaka, tetapi juga mulai menyebar pada bidang bisnis, pendidikan, kesehatan, sampai dengan pemerintahan. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menjadi salah satu penggunanya. Selain itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Ansy’ari dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono juga aktif menjadi penulis Blog sampai saat ini.
Kemudahan dan manfaat yang luar bisa dari media ini memang sangat menarik perhatian masyarakat. Bagi masyarakat awam, untuk memiliki website sangatlah sulit. Berbagai kemampuan teknis yang harus dimiliki menjadi penghambat bagi mereka untuk menjadi salah satu penghuni dunia maya.
Dengan adanya Blog, masyarakat seakan dimudahkan untuk memiliki website sekaligus aktif di dalamnya. Berbagai tulisan-tulisan konstruktif muncul dari tangan Blogger-Blogger yang produktif. Bukan hanya ide dan gagasan, tetapi juga bentuk kritik juga hadir di dalamnya. Kritik dan perbedaan pendapat dengan para pakar sangat mungkin muncul di dalam tulisan-tulisan para Blogger.
Blogger tentunya tidak sama dengan hacker yang mempunyai kemampuan khusus di bidang komputer. Saat ini Blog bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang mahir saja. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah merasakan teknologi internet kini, kini banyak yang aktif menjadi Blogger.
Komentar pakar yang memposisikan Blog dan penggunanya di sisi negatif teknologi sangatlah menyesatkan. Apalagi menyebut Blogger terlibat dan menjadi bagian dari masalah yang terjadi di dunia internet.
Dari berbagai Blog yang ada di internet, profil Blogger jelas mewakili berbagai lapisan masyarakat dan bidang pekerjaan. Dari ahli komputer, wartawan, dokter, dosen, sampai dengan anak-anak usia sekolah. Sebagai contoh, ronawajah.wordpress.com merupakan Blog seorang profesor salah satu universitas di Jakarta.
Sedangkan asepbs.blogspot.com dimiliki oleh seorang wartawan sebuah surat kabar di Semarang. Tidak ketinggalan, salah seorang dokter di Bali juga memiliki Blog di daniiswara.net.
Contoh-contoh tersebut mewakili profil pekerjaan Blogger yang ada di tanah air. Bagi mereka, Blog memang telah terbukti mampu menjadi media yang dapat meningkatkan produktifitas dalam bidang masing-masing.
Kasus-Kasus Blogger
Sangat membekas dalam ingatan ketika seorang Blogger di Yogyakarta sempat bermasalah karena menukar foto seorang artis dengan beberapa tokoh. Tokoh-tokoh yang diplesetkan tersebut antara lain Presiden SBY, Surya Paloh, Yusril Iza Mahendra, dan Roy Suryo. Namun kasus ini dianggap selesai setelah Presiden memaafkan dan foto-foto tersebut dihapus dari Blog.
Kejadian lainnya juga terjadi baru-baru ini ketika seorang pengguna Blog amatir dari Purwokerto memasang nomor-nomor kartu kredit aspal di dalam salah satu tulisannya. Peristiwa ini sempat menimbulkan kecaman dari kalangan Blogger di dalam negeri. Akhirnya situs tersebut dihapus dari daftar Google dan ditutup.
Berbagai kejadian di atas memang menjadi catatan hitam dalam penyalahgunaan Blog. Namun klaim media Blog sebagai sumber dari berbagai kejadian negatif di internet tetaplah tidak benar. Blogger atau penulis Blog merupakan pribadi-pribadi yang punya sikap dan pendirian yang mandiri dalam setiap tulisannya.
Meskipun seringkali berbeda pendapat dengan para pakar, tidak seharusnya dinilai sebagai bentuk permusuhan dari kelompok Blogger. Apalagi dengan serta-merta memberikan stempel-stempel negatif kepada mereka. Karena kritik sebetulnya juga merupakan salah satu bentuk cinta.
Dalam berbagai kesempatan, seorang pakar telematika sering menyebut-nyebut Hacker dan Blogger sebagai pelaku berbagai aktivitas negatif di internet. Meskipun bukan sekali ini saja hacker menjadi kambing hitam pada setiap kejadian, namun betulkah Blogger juga terlibat?
Beberapa waktu yang lalu, situs milik Depkominfo diserang dan berganti muka. Kasus yang sering disebut sebagai defacing ini memang sering terjadi di dunia internet, baik pada saat muncul ketegangan pihak-pihak tertentu ataupun pada saat kondisi normal.
Umumnya, server website dengan tingkat keamanan yang rendah akan dengan mudah disusupi dan berganti wajah. Kejadian-kejadian sejenis ini juga sempat terjadi pada saat ketegangan antara Indonesia dan Malaysia, terkait persoalan klaim budaya.
Hacker selalu menjadi sebutan populer ketika orang-orang tersebut berhasil melakukan aktivitasnya memasuki sistem komputer orang lain. Menurut Eric Raymond, penulis The New Hacker's Dictionary, hacker merupakan programmer yang pintar dan mahir. Istilah cracker sebetulnya lebih tepat untuk pelaku aktivitas tersebut.
Meskipun tidak terlalu tepat, sebutan ini akhirnya diterima oleh kalangan luas sebagai istilah yang umum. Namun ketika Blogger disebut-sebut ikut juga berperan dalam aktifitas hacker, muncul tanda tanya besar mengenai definisi dan aktivitas Blogger. Apakah betul Blogger juga termasuk dalam golongan hacker?
Profil Blogger
Blogger atau penulis Blog saat ini cukup banyak dan makin meluas keberadaannya. Bahkan prediksi salah seorang pakar pada tahun 2005 bahwa Blog hanya akan menjadi tren sesaat, tampaknya tidak terbukti. Berdasarkan data dari Technorati.com, jumlah Blog yang ada di internet meningkat 2-3 kali dalam setahun.
Bahkan penggunaannya tidak lagi terbatas pada aktivitas curhat belaka, tetapi juga mulai menyebar pada bidang bisnis, pendidikan, kesehatan, sampai dengan pemerintahan. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menjadi salah satu penggunanya. Selain itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Ansy’ari dan Menteri Pertanian Anton Apriyantono juga aktif menjadi penulis Blog sampai saat ini.
Kemudahan dan manfaat yang luar bisa dari media ini memang sangat menarik perhatian masyarakat. Bagi masyarakat awam, untuk memiliki website sangatlah sulit. Berbagai kemampuan teknis yang harus dimiliki menjadi penghambat bagi mereka untuk menjadi salah satu penghuni dunia maya.
Dengan adanya Blog, masyarakat seakan dimudahkan untuk memiliki website sekaligus aktif di dalamnya. Berbagai tulisan-tulisan konstruktif muncul dari tangan Blogger-Blogger yang produktif. Bukan hanya ide dan gagasan, tetapi juga bentuk kritik juga hadir di dalamnya. Kritik dan perbedaan pendapat dengan para pakar sangat mungkin muncul di dalam tulisan-tulisan para Blogger.
Blogger tentunya tidak sama dengan hacker yang mempunyai kemampuan khusus di bidang komputer. Saat ini Blog bukan hanya dimiliki oleh orang-orang yang mahir saja. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah merasakan teknologi internet kini, kini banyak yang aktif menjadi Blogger.
Komentar pakar yang memposisikan Blog dan penggunanya di sisi negatif teknologi sangatlah menyesatkan. Apalagi menyebut Blogger terlibat dan menjadi bagian dari masalah yang terjadi di dunia internet.
Dari berbagai Blog yang ada di internet, profil Blogger jelas mewakili berbagai lapisan masyarakat dan bidang pekerjaan. Dari ahli komputer, wartawan, dokter, dosen, sampai dengan anak-anak usia sekolah. Sebagai contoh, ronawajah.wordpress.com merupakan Blog seorang profesor salah satu universitas di Jakarta.
Sedangkan asepbs.blogspot.com dimiliki oleh seorang wartawan sebuah surat kabar di Semarang. Tidak ketinggalan, salah seorang dokter di Bali juga memiliki Blog di daniiswara.net.
Contoh-contoh tersebut mewakili profil pekerjaan Blogger yang ada di tanah air. Bagi mereka, Blog memang telah terbukti mampu menjadi media yang dapat meningkatkan produktifitas dalam bidang masing-masing.
Kasus-Kasus Blogger
Sangat membekas dalam ingatan ketika seorang Blogger di Yogyakarta sempat bermasalah karena menukar foto seorang artis dengan beberapa tokoh. Tokoh-tokoh yang diplesetkan tersebut antara lain Presiden SBY, Surya Paloh, Yusril Iza Mahendra, dan Roy Suryo. Namun kasus ini dianggap selesai setelah Presiden memaafkan dan foto-foto tersebut dihapus dari Blog.
Kejadian lainnya juga terjadi baru-baru ini ketika seorang pengguna Blog amatir dari Purwokerto memasang nomor-nomor kartu kredit aspal di dalam salah satu tulisannya. Peristiwa ini sempat menimbulkan kecaman dari kalangan Blogger di dalam negeri. Akhirnya situs tersebut dihapus dari daftar Google dan ditutup.
Berbagai kejadian di atas memang menjadi catatan hitam dalam penyalahgunaan Blog. Namun klaim media Blog sebagai sumber dari berbagai kejadian negatif di internet tetaplah tidak benar. Blogger atau penulis Blog merupakan pribadi-pribadi yang punya sikap dan pendirian yang mandiri dalam setiap tulisannya.
Meskipun seringkali berbeda pendapat dengan para pakar, tidak seharusnya dinilai sebagai bentuk permusuhan dari kelompok Blogger. Apalagi dengan serta-merta memberikan stempel-stempel negatif kepada mereka. Karena kritik sebetulnya juga merupakan salah satu bentuk cinta.
5 komentar:
sangat amat setuju, kok ISP memblokir secara membabi buta ga karuan ya.?
dear mas ridwan,
saya kok kelewatan baca tulisan ini :)
makasi apresiasinya
kalo ada pencerahan gini kan makin jelas sumber bacaan IT-nya :)
terima kasih mas atas pencerahaannya...jadi banyak nich pengetahuan saya mengenai dunia IT :)
pak sanjaya yang hebat, terimakasih atas banyak informasinya!
Hik Hik emang nggak salah daku ngefans sama sampeyan Hi Hi hi. Masalah pakar telesinema itu memang ya agak2 kebangeten. Masak pakar kok nggak bisa membedakan blogger sama hacker sama cracker sama rice cooker. Wah..wah ? Hi Hi hi. Sebagai sesama pakar, bagaimana kalo Mas Ridwan saja yang membantu menjelaskan sama pakar telesinema itu. Hi Hi Hi....Apalagi anda kan nulis banyak buku blogger tuh. SALAM BOS.
Post a Comment