(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 1 April 2012)
CHROME, web browser besutan raksasa internet Google, sudah banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia dua tahun terakhir ini. Testimoni mengenai kecepatan dan ringannya penggunaan Google Chrome telah menjadi senjata pemasaran yang ampuh dalam memengaruhi penggunaan perangkat lunak tersebut.
Tak heran, dalam waktu yang tidak terlalu lama, sejak kemunculannya pada 2008, persentase pengguna Google Chrome mengalami peningkatan yang luar biasa. Dalam usianya yang baru tiga tahun, pengguna web browser ini dilaporkan telah mencapai 18 persen.
Kesederhanaan dan kecepatan akses Google Chrome umumnya telah banyak memengaruhi keputusan pengguna internet untuk berpindah dari web browser yang digunakan sebelumnya. Meskipun belum mendominasi dari sisi jumlah, penggunanya rata-rata adalah pengguna aktif internet.
Karakteristik ini hampir sama dengan pengguna Mozilla Firefox. Sedangkan dominasi Internet Explorer (IE) lebih banyak diuntungkan karena merupakan perangkat lunak bawaan pada saat instalasi sistem operasi Windows.
Situs populer pembelajaran teknologi W3Schools melaporkan, jumlah pengunjung ke situsnya yang menggunakan Google Chrome telah mencapai 36,3 persen, mendekati jumlah pengguna Firefox yang terus turun menjadi 36,6 persen. Firefox tampaknya tidak mau tinggal diam melihat pasarnya terus tergerus oleh Google Chrome, di tengah-tengah usahanya merebut dominasi Internet Explorer. Pada Maret 2012, Firefox 11 diluncurkan dengan tambahan fitur impor data akses internet dari Google Chrome, alat bantu pengembang web, dan dukungan protokol SPDY.
Bersaing Ketat
Dengan memberikan dukungan pada protokol SPDY, Firefox terasa lebih cepat karena penggunaan SPDY berdampak pada kecepatan dalam membuka halaman akibat penghematan koneksi dan CPU. Google Chrome sebagai pengembang awal SPDY telah cukup lama menyediakan dukungan atas protokol tersebut.
Sedangkan dari sisi penggunaan memori, situs TechSplurge melaporkan Firefox 11 telah jauh meninggalkan Chrome 17 yang makin boros dalam penggunaan memori. Pengujian tersebut antara lain meliputi kunjungan ke situs video YouTube dan media sosial dengan konten dinamis yang berat seperti Facebook, Twitter, Gmail, dan Google Plus.
Sedangkan untuk pengujian menggunakan beberapa software benchmark, keduanya bersaing ketat dalam hasil. Namun jika membandingkan dengan versi-versi Firefox sebelumnya, versi terbaru ini telah mengalami peningkatan performa yang cukup besar. Keseriusan Firefox dalam mengejar ketinggalan terlihat dalam Firefox 11.
Dukungan SPDY di dalam Firefox 11 telah meningkatkan performa secara signifikan dan mampu mengejar ketinggalannya dari Google Chrome. Website dengan banyak objek yang tertanam di dalam halaman-halamannya akan banyak mendapatkan manfaat dari penggunaan protokol ini.
Protokol SPDY memungkinkan dokumen dikirim dalam bentuk yang lebih padat melalui jalur paralel di dalam suatu koneksi yang aman. Penggunaan strategi tersebut membuat konsumsi koneksi internet menjadi lebih berkurang dan waktu panggil setiap halaman menjadi lebih cepat.
Bagi pengguna Firefox 11 yang ingin mengaktifkan dukungan SPDY, dapat mengetikkan about:config di dalam kotak alamat dan mengubah nilai network.htttp.spdy.enabled menjadi “true“ dengan menggunakan klik dua kali. Selamat mencoba performa baru Firefox 11! (Ridwan Sanjaya)
Kliping: Suara Merdeka Cetak
0 komentar:
Post a Comment