Tampaknya gegap gempita media sosial sangat berdampak bagi pengguna internet di Indonesia di tahun 2010. Jika pada masa yang lalu Indonesia selalu menjadi sorotan karena banyaknya kasus hitam dalam transaksi online, kini tampaknya fokus tersebut mulai bergeser pada aktivitas para penggunanya di dunia maya.
Bagi yang mengikuti perkembangan Facebook dari awal sampai saat ini pasti terkagum-kagum dengan kedahsyatan pengaruh jejaring sosial ini di dalam masyarakat. Bukan hanya dari sisi jumlah pengguna yang meningkat tajam, tetapi juga perubahan gaya hidup dari masyarakat penggunanya.
Jika pada awal 2010, jumlah pengguna Facebook di Indonesia hanya berkisar 1 juta orang saja. Sampai dengan akhir tahun ini, jumlah penggunanya telah melebihi 32 juta orang. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati posisi kedua di tingkat dunia. Tak heran jika di dalam peta dunia buatan Facebook, pulau-pulau Indonesia tampak bersinar terang.
Dari gegap gempita pemanfaatan Facebook, beberapa gerakan sosial di dalamnya menghasilkan dampak yang luar biasa dan mendapatkan publikasi secara luas. Diantaranya perjuangan Prita Mulyasari, Bibit-Candra, (alm) Bilqis Anindya Passa, dan gerakan peduli bencana alam Merapi-Wasior-Mentawai.
Namun kasus prostitusi online dan larinya beberapa remaja bersama teman yang dikenalnya melalui Facebook ikut menjadi sorotan di tahun 2010. Kejadian tersebut menyadarkan masyarakat untuk tidak sekedar larut dalam pemanfaatan teknologi.
Tetapi juga ikut memantau dan mewaspadai kemungkinan buruk dari penggunaan media sosial di Internet. Karena sejatinya, teknologi hanyalah alat yang bisa digunakan untuk hal positif maupun sebaliknya. Banyak orang tua yang sekarang ini mau belajar untuk menggunakan Facebook agar bisa berkomunikasi dengan putra-putrinya.
Selain Facebook, Twitter juga menjadi media sosial yang banyak digunakan di Indonesia. Dengan gaya penuturan yang singkat dan spontan, membuat jatuh hati banyak pengguna internet di Indonesia. Dengan lebih dari enam juta pengguna, Indonesia menempati posisi pertama di Asia Pasifik.
Bahkan sampai dengan akhir 2010, pengguna Twitter atau tweeps di Indonesia tercatat nomor tiga yang paling aktif di dunia. Terlebih lagi pada piala AFF 2010, mayoritas tweeps di Indonesia dan beberapa pemain timnas juga ikut menghidupkan suasana nasionalisme di dunia Twitter.
Bentuk kepedulian pada bencana alam Merapi, Wasior, dan Mentawai juga mendapatkan tempat di hati para tweeps. Melalui layanan tersebut, penggalangan bantuan dan pemantauan bencana menjadi komunikasi sehari-hari pada saat itu.
Namun sepanjang 2010, beberapa artis dan tokoh di Indonesia sempat tersandung di dunia ini. Karena tulisannya yang spontan di Twitter, sempat membuat Luna Maya harus berurusan dengan wartawan infotainment. Namun di dunia tersebut pulalah, ia dibela dan didukung habis-habisan.
Penggunaan pasal 27 ayat 3 UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tampaknya mengalami ujian yang berat di tahun 2010. Karena pada kasus Luna Maya, pasal ini justru dipakai oleh mereka yang juga menyuarakan penolakan penggunaan pasal yang sama untuk Prita Mulyasari.
Salah satu motivator di Indonesia juga merasakan dampak dari respon spontan yang ditulis oleh para tweeps. Ia terpaksa menutup akun Twitternya karena banyaknya protes keras dari kalangan pengguna Twitter atas pernyataannya, terkait dengan wanita yang layak untuk dinikahi.
Di dunia ini pula, salah satu petinggi persatuan olah raga mendapatkan kritik tajam sampai dengan permintaan untuk turun dari jabatannya. Bahkan hashtag, kata kunci penanda di Twitter, yang terkait dengan tokoh tersebut sempat menjadi Trending Topics atau topik yang paling banyak ditulis di dunia Twitter.
Bisnis Online
Selain aktivitas sosial, para pengguna internet di Indonesia juga memanfaatkan internet untuk aktivitas bisnis. Masing-masing pengguna Facebook tentunya pernah mendapati foto-foto produk yang dikirim oleh beberapa temannya. Dari foto-foto pakaian, tas, lukisan, sampai dengan barang-barang unik.
Meskipun terlihat sederhana, pemasaran melalui cara tersebut bisa meraih keuntungan rata-rata dari dua juta sampai lima juta per bulan. Tak heran makin banyak pengguna internet Indonesia di sepanjang tahun 2010 yang menggunakan Facebook sebagai media pemasarannya.
Walau terdapat beberapa pengguna yang menggunakan Facebook sebagai ladang penipuan, hal ini tidak mengurangi minat penggunanya untuk melakukan transaksi. Kewaspadaan dalam melihat harga produk yang ditawarkan dan identitas penjualnya bisa menjadi signal pencegah penipuan sejak dini.
Dengan semakin banyak pengguna gadget yang terkoneksi ke internet, pengguna internet di Indonesia diperkirakan akan semakin bertambah. Jumlah penduduk di Indonesia yang cukup besar mempunyai potensi untuk menjadi kekuatan di dunia internet. Bukan hanya menjadi konsumen bandwidth semata, tetapi juga pelaku aktif yang diperhitungkan di dunia maya. (Ridwan Sanjaya)
Buku-buku terkait:
0 komentar:
Post a Comment