(Suara Merdeka Minggu – Rubrik Konek 15 April 2012)
BERBAGAI masalah penipuan di internet sudah membuat kerisauan bagi para pelaku bisnis di dalamnya. Bukan hanya merisaukan pembelinya tetapi juga penjual yang benar-benar melakukan transaksi dengan jujur. Peningkatan kasus penipuan dapat menurunkan keper cayaan pembeli dalam melakukan transaksi di internet.
Mekanisme transaksi di internet saat ini bergantung pada kepercayaan pembeli kepada toko-toko online yang semakin bertambah akhir-akhir ini. Umumnya, konsumen lama telah mempunyai langganan toko-toko tertentu yang sudah dapat dipercaya. Apabila terdapat kebutuhan yang di luar barang dagangan toko langganan, maka mereka baru akan mencari toko lainnya.
Meskipun sudah beberapa kali melakukan pembelian, konsumen seringkali juga tidak bisa mendapatkan toko online yang sama seperti langganannya. Terlebih jika konsumen tersebut baru pertama kali melakukan transaksi pembelian atas barangbarang tertentu. Bukan hanya tidak selalu memahami ciri-ciri penjual yang jujur, tetapi juga harga yang wajar untuk barang-barang tersebut.
Alhasil, banyak konsumen yang tertipu karena harga jual yang murah namun tidak masuk di akal. Di sisi lain, ada juga toko online yang memasang harga jual masuk di akal namun barang tersebut juga tidak pernah sampai ke pembelinya. Trauma pascapembelian bukan hanya membuat pembeli jera melakukan transaksi di internet, tetapi juga menyebarkan word of mouth yang negatif terhadap transaksi di internet.