(Suara Merdeka – Rubrik Konek, Senin 14 Oktober 2013)
Google telah dikenal sebagai penyedia berbagai layanan yang handal di internet. Dukungannya terhadap dunia pendidikan seringkali menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak, terutama terkait dengan dana yang harus dikeluarkan. Apakah institusi pendidikan di Indonesia perlu mengeluarkan dana untuk mendapatkan dukungan aplikasi pendidikan dari Google?
Kerjasama dengan perusahaan besar apalagi berskala internasional, termasuk Google, merupakan hasil kinerja yang sangat prestisius. Tak heran, banyak yang mempublikasikan kerjasama penggunaan aplikasi Google di lingkungannya secara besar-besaran. Sehingga bagi institusi pendidikan kecil yang minimal dana kerjasamanya, seringkali surut nyali ketika berniat memanfaatkan aplikasi Google untuk Pendidikan.
Padahal Google secara terbuka telah menginformasikan di dalam webnya, bahwa mereka tidak memungut biaya bagi institusi pendidikan yang berminat menggunakan layanan yang dikelolanya. Bahkan jumlah penggunanya tidak dibatasi hanya sampai 10 akun saja, seperti yang pernah diberikan saat layanan ini masih gratis sampai dengan 6 Desember 2012 yang lalu.
Bagi institusi non-pendidikan, pemanfaatan layanan tersebut dikenakan biaya untuk setiap akunnya sebesar lima Dollar per bulan bagi pelanggan yang memilih paket Flexibel atau lima puluh Dollar setiap tahun bagi pelanggan yang memilih paket tetap tahunan.
Sedangkan bagi institusi pendidikan, terdapat beberapa proses yang harus dilalui agar bisa dinyatakan berhak memanfaatkan aplikasi Google untuk Pendidikan tanpa dikenai biaya apapun. Tentu saja, selain deskripsi profil institusi pendidikan yang ditulis pada saat proses pendaftaran, ketersediaan website institusi pendidikan akan sangat membantu dalam proses review dan persetujuan.
Langkah Pertama
Pada saat pertama kali mendaftar melalui www.google.com/apps, institusi pendidikan akan langsung diarahkan untuk mencoba aplikasi Google bagi bisnis yang gratis diujicoba sampai dengan 30 hari.
Selama kurun waktu tersebut, pengelola akun diminta untuk menghubungkan beberapa alamat website ke dalam server Google. Pengaturan ini memang membutuhkan seseorang yang memahami cara kerja server dalam berkomunikasi di internet, terutama yang terkait dengan kerja server DNS yang mengatur penamaan alamat website.
Selain itu, pengelola akun juga akan diminta untuk mengisi formulir peningkatan layanan agar bisa menggunakan aplikasi Google untuk Pendidikan. Alamat formulir tersebut biasanya dicantumkan pada saat kita berhasil melakukan pendaftaran melalui www.google.com/apps.
Umumnya dibutuhkan waktu satu sampai dua minggu bagi Google untuk melakukan proses review dan memutuskan sebuah alamat web yang kita ajukan bisa diterima untuk menggunakan aplikasi Google untuk Pendidikan.
Setelah proses review selesai dan dianggap layak untuk menggunakan layanan tersebut, kita bisa langsung menambahkan sejumlah akun yang dibutuhkan untuk memberikan layanan e-mail dengan menggunakan alamat sendiri.
Bagi pengguna yang telah didaftarkan, layanan lain seperti penyimpanan online (Google Drive), pembuatan website (Google Sites), kalender (Google Calendar), dan software perkantoran (Google Docs) dapat diakses secara langsung tanpa harus berganti akun.
Nama Besar
Rincian proses di atas menunjukkan bahwa proses pemanfaatan Aplikasi Google untuk Pendidikan sebetulnya tidak memerlukan waktu yang lama, mudah diperoleh, bahkan tidak membutuhkan biaya. Bagi institusi yang telah mempunyai website, layanan ini hanyalah merupakan pengaturan tambahan yang mempunyai nilai lebih.
Dengan nama besar Google yang ada di belakang sebuah email institusi pendidikan, keamanan dan keyakinan akan layanan yang prima merupakan jaminan tersendiri bagi penggunanya. Kelebihan dalam hal kecepatan, kemudahan akses dari berbagai tempat, penanganan email-email sampah, dan dukungan untuk berbagai gadget merupakan citra positif layanan email Google yang bisa dimiliki tanpa harus melakukan investasi besar terlebih dahulu.
Sebuah institusi pendidikan hanya perlu menyediakan dana ketika mereka mempromosikan penggunaan layanan ini secara besar-besaran kepada masyarakat. Tanpa acara selebrasi, maka tidak dibutuhkan anggaran dana yang besar untuk menyediakan layanan ini bagi komunitasnya.
Dengan begitu, setiap institusi pendidikan baik besar maupun kecil, dapat memanfaatkan aplikasi Google untuk Pendidikan dalam membangun layanan-layanan online bagi komunitasnya tanpa perlu memikirkan biaya investasi tambahan.
Yang menarik, Google juga menawarkan pemanfaatan layanannya tidak semata-mata hanya pada penggunaan email, penyimpanan online, kalender, dan software perkantoran saja tetapi juga pemanfaatan riilnya di dalam pembelajaran.
Salah satu contohnya adalah pemanfaatan Google Docs untuk pembelajaran kelompok, proses review dan revisi secara berkelanjutan, pengumpulan data survei dari banyak orang, penyimpanan dokumen secara bersama, pembuatan soal ujian, diskusi secara online, penelusuran tugas-tugas yang telah dikerjakan siswanya.
Jika semua hal tersebut dapat dikombinasikan secara komprehensif, maka proses pembelajaran akan semakin kaya karena fitur-fiturnya yang saling melengkapi satu sama lain. Terlebih setiap penggunanya dapat terhubung satu sama lain dalam setiap layanannya. Yang perlu diingat, layanan “mewah” ini merupakan fasilitas gratis yang terbuka bagi semua institusi pendidikan. (Ridwan Sanjaya)
Kliping: E-Paper Suara Merdeka
0 komentar:
Post a Comment