(Suara Merdeka – Rubrik Konek, Senin 4 Maret 2013)
Tentunya sudah banyak masyarakat yang mengetahui dan memainkan berbagai produk game untuk kepentingan pendidikan. Semua jenis permainan tersebut tersedia bukan hanya di rak-rak toko-toko buku saja, tetapi juga tersebar luas di internet. Bagaimana jika karya tersebut dibuat oleh para guru yang secara langsung menguasai konten pendidikan?
Sebagian besar permainan tersebut dibuat oleh para programmer atau ahli komputer yang mempunyai keahlian bahasa pemrograman tertentu. Dalam pembuatannya, programmer berpedoman pada gameplay atau aturan-aturan serta konsep dalam permainan yang telah dirancang sebelumnya.
Jika permainan yang dibuat nantinya ditujukan untuk kepentingan edukasi, maka dalam merancang gameplay seringkali harus dikonsultasikan dengan para guru atau praktisi pendidikan. Dengan begitu, konten pendidikan yang disampaikan untuk target pemainnya bisa sesuai dengan tujuan permainan.
Guru sebagai pihak yang secara langsung menguasai konten edukasi, tentunya bisa saja menjadi sumber ide permainan edukasi yang tidak pernah habis. Berbagai permainan sebetulnya bisa diciptakan oleh setiap guru untuk kepentingan belajar-mengajar.
Namun tentunya yang menjadi masalah adalah teknis pembuatannya. Tidak semua guru mempunyai keahlian dalam membuat program. Mendalami keahlian baru dalam pembuatan program tentunya juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tidak banyak yang tertarik untuk melakukan hal tersebut.
Seandainya pembuatan game dapat seperti membuat presentasi di PowerPoint, tentunya akan memudahkan guru dalam membuat program permainan untuk setiap mata pelajarannya atau bahkan setiap pertemuan di kelas.
Padahal jika melihat beberapa tahun sebelumnya, pembuatan presentasi dengan PowerPoint untuk setiap pertemuan di kelas merupakan hal yang jarang. Namun sekarang ini, mempersiapkan presentasi di setiap pertemuannya bukan merupakan hal yang asing bagi kebanyakan guru.
Apabila ada cara untuk mempermudah pembuatan game, tanpa harus menjadi programmer atau menguasai bahasa pemrograman, tentunya akan sangat bermanfaat dan memudahkan bagi guru untuk membuat variasi kuis atau ujian yang menarik. Siswa juga bisa lebih memahami akan konsekuensi setiap langkah yang diambilnya, terkait dengan materi pelajaran di dalam permainan tersebut.
Jika Semudah PowerPoint
Di jaman internet ini, banyak hal yang sulit menjadi mudah karena adanya mesin pencari. Berbagai perangkat lunak yang bertebaran di internet untuk membantu memecahkan permasalahan atau menghasilkan terobosan baru dapat dicari melalui mesin pintar tersebut.
Anda juga dapat dengan mudah menemukan software pembuat game yang tidak mengharuskan penggunanya untuk menguasai bahasa pemrograman. Beberapa program tersebut antara lain RPG Maker, FPS Creator, dan Adventure Maker.
Guru yang menggunakan hanya perlu membangun cerita yang menarik dan mengisinya dengan konten yang menantang agar bisa membuat game yang dihasilkan digemari oleh siswa-siswanya.
Tanpa butuh waktu tutorial yang lama, seorang guru dapat dengan mudah membuat sendiri permainannya yang pertama. Semakin terbiasa menghasilkan karya-karya permainan, waktu untuk menghasilkan setiap permainannya juga akan semakin pendek.
Kemudahan inilah yang akan ditemukan oleh para pendidik pada seminar “Menajamkan Edukasi melalui Pengembangan Game” pada Sabtu (9/3) yang akan datang di kampus Unika Soegijapranata (Klik link terkait). Di sana akan dapat dilihat mengenai langkah-langkah pembuatan game secara mudah, baik untuk komputer desktop maupun tablet.
Harapannya, dengan konten edukasi yang dimiliki oleh guru dan praktisi pendidikan, ide luar biasa yang tak terbatas bisa dikembangkan untuk membuat siswa menjadi lebih mudah dan menyenangkan dalam mempelajari suatu pengetahuan.
Mirip Outdoor Class
Karena dalam prakteknya, permainan komputer yang dibuat tidak selalu semata-mata harus untuk belajar sesuatu namun bisa disisipkan sebagai spirit dalam permainan. Dengan begitu siswa tidak seperti dihadapkan pada buku pelajaran, tetapi lebih mirip mempelajari pengetahuan di luar ruangan atau outdoor class.
Bahkan jika game yang dikembangkan oleh guru merupakan jenis yang digemari oleh siswa-siswa saat ini, maka konten edukasi akan lebih mudah masuk dalam setiap bagian dari permainan yang dijalankan.
Formulasi game tersebut mengingatkan kita pada permainan yang menyisipkan spirit kekerasan, namun dengan memutarbalikkannya menggunakan spirit pengetahuan yang kontennya ada di tangan para guru.
Semakin banyak permainan yang diciptakan, akan mendorong peningkatan kualitas permainan yang akan dihasilkan di waktu-waktu yang akan datang. Apalagi jika pengembangannya tidak hanya terbatas pada komputer desktop tetapi juga tablet ataupun ponsel cerdas.
Bahkan bukan tidak mungkin, karya game edukasi yang dihasilkan oleh guru-guru tersebut nantinya dapat dikembangkan secara meluas, sehingga dapat menciptakan potensi finansial yang tentunya bukan hanya bermanfaat bagi guru tetapi juga siswa dan pengembangan konten pendidikan di masa depan. (Ridwan Sanjaya)
Link yang terkait: Website Game Technology
0 komentar:
Post a Comment